Rabu, 06 April 2011

Foto para pecandu narkoba

Cara mengenali pecandu narkoba

 
Awas, bahaya narkoba mengancam siapa saja. Data dari penilitian dan pengungkapan kasus, mulai dari anak-anak, remaja sampai dewasa banyak yang jadi pengguna narkoba.

Pakar pengobatan narkoba yang menggunakan metode melalui pembenahan syaraf-syaraf otak, Mardan Sadzali mengaku, setiap hari didatangi para pecandu narkoba mulai dari kalangan anak-anak, remaja dan juga orang dewasa.

Para pengguna narkoba, sangat rawan mengalami kerusakan syaraf otaknya. Bahkan bukan cuma itu. Jantung, paru-paru sampai lambung pun, lambat laun bisa bekerja tidak normal. Nah, jika sudah mengalami hal itu, niscaya akan cepat menghadapi kematian,? terang dia.

Lalu bagaimana mengetahui bahwa anggota keluarga jadi pecandu obat terlarang itu? Mardan Sadzali memberikan ciri-ciri yang mudah diketahui pada pecandu narkoba.:
 Pecandu daun ganja : Cenderung lusuh, mata merah, kelopak mata mengattup terus, doyan makan karena perut merasa lapar terus dan suka tertawa jika terlibat pembicaraan lucu.

Pecandu putauw : Sering menyendiri di tempat gelap sambil dengar musik, malas mandi karena kondisi badan selalu kedinginan, badan kurus, layu serta selalu apatis terhadap lawan jenis.

Pecandu inex atau ekstasi : Suka keluar rumah, selalu riang jika mendengar musik house, wajah terlihat lelah, bibir suka pecah-pecah dan badan suka keringatan, sering minder setelah pengaruh inex hilang. 
 
Pecandu sabu-sabu : gampang gelisah dan serba salah melakukan apa saja, jarang mau menatap mata jika diajak bicara, mata sering jelalatan, karakternya dominan curiga, apalagi pada orang yang baru dikenal, badan berkeringat meski berada di dalam ruangan ber-AC, suka marah dan sensitive.

Dari pengalamannya sejak tahun 1995 banyak menolong korban narkoba, Mardan Sadzali, mengaku hanya butuh waktu seminggu agar mereka lepas dari jeratan obat terlarang itu. Metode yang dilakukan pun, tambah dia, tanpa obat dan ramuan. Semuanya dilakukan lewat proses detoksisasi, pembenahan syaraf otak dan mengembalikan fungsi jantung, paru-paru serta hati.
Sebaiknya, korban diobati sedini mungkin, jangan menunggu sampai parah,? ucap pemilik klinik pengobatan narkoba di Jalan Bintara Jalan Raya, Gang Masjid No. 51, Terminal Sumber Arta, Kalimalang, Bekasi.

ciri-ciri yang mudah diketahui pada pemakai narkoba

ciri-ciri yang mudah diketahui pada pemakai narkoba.
- Pecandu putaw- sering menyendiri di tempat gelap sambil dengar musik, malas  mandi karena kondisi badan selalu kedinginan, badan kurus, layu selalu apatis terhadap lawan jenis.
- Pecandu daun ganja- cenderung lusuh, mata merah, kelopak mata selalu mengetup terus, doyan makan karena perut merasa lapar terus dan suka tertawa jika terlibat pembicaraan lucu.
- Pecandu sabu-sabu- gampang gelisah dan serba salah melakukan apa saja, jarang mau menatap mata jika diajak bicara, mata sering jelalatan, karakternya dominan curiga, apalagi pada orang yang baru dikenal, badan berkeringat, meski berada didalam ruangan ber-Ac, suka marah dan sensitive.
- Pecandu Inex atau ekstasi, suka keluar rumah, selalu riang jika mendengar music house, wajah terlihat lelah, bibir suka pecah-pecah dan badan suka berkeringat, sering minder setelah pengaruh inex hilang. ( BNN)

Pengobatan Narkoba beserta tempat Rehabilitasi

Pengobatan Narkoba:
  1. Pengobatan adiksi (detoks)
  2. Pengobatan infeksi
  3. Rehabilitasi
  4. Pelatihan mandiri
Pencegahan Narkoba:
  1. Memperkuat keimanan
  2. Memilih lingkungan pergaulan yang sehat
  3. Komunikasi yang baik
  4. Hindari pintu masuk narkoba yaitu rokok
Pertolongan Pertama
Pertolongan pertama penderita dimandikan dengan air hangat, minum banyak, makan makanan bergizi dalam jumlah sedikit dan sering dan dialihkan perhatiannya dari narkoba. Bila tidak berhasil perlu pertolongan dokter. Pengguna harus diyakinkan bahwa gejala-gejala sakaw mencapai puncak dalam 3-5 hari dan setelah 10 hari akan hilang.
Empat Cara Alternatif Menurunkan Risiko atau "Harm Reduction" :
  1. Menggunakan jarum suntik sekali pakai
  2. Mensuci hamakan (sterilisasi) jarum suntik
  3. Mengganti kebiasaan menyuntik dengan menghirup atau oral dengan tablet
  4. Menghentikan sama sekali penggunaan narkoba
Detoksifikasi
Detoksifikasi adalah proses menghilangkan racun (zat narkotika atau adiktif lain) dari tubuh dengan cara menghentikan total pemakaian semua zat adiktif yang dipakai atau dengan penurunan dosis obat pengganti.
Detoksifikasi bisa dilakukan dengan berobat jalan atau dirawat di rumah sakit. Biasanya proses detoksifikasi dilakukan terus menerus selama satu sampai tiga minggu, hingga hasil tes urin menjadi negatif dari zat adiktif.
Berikut ini beberapa alamat rumah sakit yang menerima pasien untuk detoksifikasi:
1.   Rumah Sakit Ketergantungan Obat
Jl. RS Fatmawati, Cilandak, Jakarta Selatan
Tel: 62-21-7695461; 7698240 
2.   Rumah Sakit Atma Jaya
Jl. Pluit Raya No. 2, Jakarta Utara
Tel: 62-21-6606127-30
3.   Rumah Sakit Mitra Keluarga Jatinegara
Jl. Raya Jatinegara Timur No. 85 A-87, Jakarta 13310
Tel: 62-21-280666; 280777; 280888; 280999 
4.   Rumah Sakit Darmawangsa
Jl. Darmawangsa Raya No. 13 Blop P2,
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Tel: 62-21-7394484; Fax: 62-21-7394162 
5.   Rumah Sakit Ongko Mulyo
Jl. Pulomas Barat VI, Jakarta Timur
Tel: 62021-4723332, 4722719

Rehabilitasi

Setelah menjalani detoksifikasi hingga tuntas (tes urin sudah negatif), tubuh secara fisik memang tidak “ketagihan” lagi, namun secara psikis ada rasa rindu dan kangen terhadap zat tersebut masih terus membuntuti alam pikiran dan perasaan sang pecandu. Sehingga sangat rentan dan sangat besar kemungkinan kembali mencandu dan terjerumus lagi.
Untuk itu setelah detoksifikasi perlu juga dilakukan proteksi lingkungan dan pergaulan yang bebas dari lingkungan pecandu, misalnya dengan memasukkan mantan pecandu ke pusat rehabilitasi.
Berikut ini daftar dari beberapa pusat rehabilitasi
1.   Yayasan Kasih Mulia
Jl. Camar Indah blok DD-10,
Ruko Pantai Indah Kapuk, Jakarta 14470
Tel: 62-21-5881103, 5882265; Fax: 62-21-5882275;
e-mail: drugKP@cbn.net.id 
2.   Yayasan Titihan Respati
Jl. Hang Lekir Raya No. 16, Jakarta Selatan
Tel: 62-21-7394762, 7394769
3.   Terapi & Rehabilitasi Pasien NAZA
ala Prof. Dr. dr. H. Dadamng Hawari
Jl. Tebet Mas Indah Blok E No. 5, Jakarta
Tel: 62-21-8299857; 8298885 
4.   Yayasan Insan Pengasuh
Jl. Daksa IV/69, Kebayoran Baru, Jakarta 12110
Tel: 62-21-7208216 
5.   Yayasan Dharma Kasih Ibu Puri Kinasih
Komplek Cilember desa Jogjogan, Bogor, Jawa Barat
Tel: 62-251-252379 
6.   Wisma Adiksi
Jl. Jati Indah I No. 23
Pangkalan Jati, Podok Labu, Jakarta Selatan
Tel: 62-21-7690455; 7540604 
7.   Pusat Pemulihan Rumah Anak Panah
Jl. Kran V No. 3, RT 011/05, Kemayoran, Jakarta 10610
Tel: 62-21-4255652 
8.   Permadi Siwi
Jl. MT Haryono, Jarkarta Timur 
9.   Wisma Dulos
Jl. Tugu No. 4, Cilangkap, Jakarta Timur
10. Panti Sosial Parmadi Putra (Depsos)
Khusnul Khotimah
Jl. Babakan Pocis RT 003/03, Babakan,
Kec. Cisauk, Serpong Tangerang
Tel: 62-21-7561331
11.  Wisma Siloam
Jl. Semplak No. 345, Bogor
Tel: 62-251-505159
12.  Pesantren Al Ihya
Jl. Batu Tapak, Pasir Jaya, Ciomas, Bogor
Tel: 62-251-311964, 312272, 312055
13. Yayasan Harapan Permata Hati Kita
     Jl. Dr. Semeru No. 111, Bogor 
14. Yayasan Podok Bina Kasih
Puncak Cipanas
Sekretariat: Citra I ext. Blok AE V/1, Kalideres, Jakarta Barat
Tel: 62-21-5418993; 5459815
15.  Pesantren Inabah XV
Jl. Raya Perjuangan No. 15, Cipanas, Ciawi  46157
Tel: 62-265-455228
16.  Pesantran Inabah VII
Kp. Rawa, Desa Calingcing, Kec. Sukabening,
Pos Raya Poloh, Tasikmalaya  46155
Tel: 62-265-450028
17.  Panti Rehab. Doulos
Jl. Raya Maribaya 191, Lembang, Jawa Barat
Tel: 62-22-2787384
18.  Yayasan Cinta Kasih Bangsa
Jl. Kol Soegiyono Susukan Ngemplak, Ungaran
Tel: 62-24-922674
19.  Pondok Pesantren Tebu Ireng
Tromol Pos V
Jombang 61471
Jawa Timur

TERAPI DAN REHABILITASI NARAPIDANA NARKOTIKA MELALUI METODE CRIMINON DAN KESENIAN

Penyalahgunaan Napza di Indonesia smakin hari semakin memprihatinkan. Menghadapi fenomena ini pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai tindakan pencegahan agar dapat menyelamatkan generasi bangsa dari cengkeraman napza.

Napza telah menimbulkan banyak korban, terutama kalangan muda yang termasuk usia produktif. Masalah ini bukan hanya berdampak negatif terhadap diri pengguna, tetapi lebih luas lagi berdampak negatif terhadap kehidupan keluarga dan masyarakat, bahkan mengancam dan membahayakan keamanan, ketertiban.

Besarnya masalah akibat penyalahgunaan napza ini, tentu saja perlu mendapat penanganan yang serius dari semua pihak. Karena masalah pemulihan penyalahgunaan napza bukanlah hal yang mudah, melainkan merupakan suatu proses perjuangan panjang yang memerlukan strategi dan pelaksanaan secara tepat, terintegrasi dan terarah.

Berbagai program rehabilitasi napza menjadi salah satu langkah yang serius dalam penanganan penyalahgunaan napza. Untuk itulah Lapas yang bertugas membina warga binaan juga berfungsi sebagai lembaga terapi dan rehabilitasi bagi penyalahguna napza, sehingga melalui program ini diharapkan, mereka dapat kembali berperan aktif di masyarakat dalam keadaan sudah lepas dari ketergantungan (adiksi).

Lapas diharapkan dapat menjadi pusat penanggulangan terpadu bagi penyalahgunaan napza, dimana lapas sebagai One Stop Centre yang menyelenggarakan terapi medis dan rehabilitasi sosial dalam satu atap.

Untuk itulah sejak diresmikan tanggal 30 Oktober 2003, Lapas klas IIA Narkotika menerapkan sistem One Stop Centre (OSC) untuk pembinaan penyalahguna Napza khususnya para adiksi. Maksud dari OSC ini adalah menyediakan pelayanan terapi medis dan rehabilitasi sosial dalam satu atap. Sedangkan tujuan dari OSC ini adalah membantu proses pemulihan warga binaan dari ketergantungannya terhadap napza.

Dengan kegiatan ini diharapkan warga binaan bisa mendapatkan pembinaan yang sesuai dengan kebutuhannya selama menjalani masa hukumannya. Sehingga ketika mereka kembali ke masyarakat bisa mudah berintergrasi dan berperan aktif.

Membina para pecandu di dalam Lapas adalah hal yang tidak mudah. Hal ini dikarenakan tidak ada kata ’sembuh’ dalam penyakit adiksi (ketergantungan). Pecandu sering mengalami relapse (kambuh) meskipun pernah berhenti menggunakan napza. Kata yang tepat untuk menunjukkan seseorang telah lepas dari ketergantungan adalah ”pulih” atau ”recovery”.

Inilah yang kemudian membuat Kalapas Klas IIA Narkotika Cipinang saat ini, yaitu Wibowo Joko Harjono Bc.IP,SH,MM, atau akrabnya dipanggil Pak Joko, membuat tulisan tentang “ TERAPI DAN REHABILITASI NARAPIDANA NARKOTIKA MELALUI METODE CRIMINON DAN KESENIAN “, sebagai sumbangsih pemikiran dan tanggung jawab pelaksanaan program pembinaan warga binaan pecandu napza yang telah dijalankan selama ini.