Rabu, 06 April 2011
Cara mengenali pecandu narkoba
Awas, bahaya narkoba mengancam siapa saja. Data dari penilitian dan pengungkapan kasus, mulai dari anak-anak, remaja sampai dewasa banyak yang jadi pengguna narkoba.
Pakar pengobatan narkoba yang menggunakan metode melalui pembenahan syaraf-syaraf otak, Mardan Sadzali mengaku, setiap hari didatangi para pecandu narkoba mulai dari kalangan anak-anak, remaja dan juga orang dewasa.
Para pengguna narkoba, sangat rawan mengalami kerusakan syaraf otaknya. Bahkan bukan cuma itu. Jantung, paru-paru sampai lambung pun, lambat laun bisa bekerja tidak normal. Nah, jika sudah mengalami hal itu, niscaya akan cepat menghadapi kematian,? terang dia.
Lalu bagaimana mengetahui bahwa anggota keluarga jadi pecandu obat terlarang itu? Mardan Sadzali memberikan ciri-ciri yang mudah diketahui pada pecandu narkoba.:
Pakar pengobatan narkoba yang menggunakan metode melalui pembenahan syaraf-syaraf otak, Mardan Sadzali mengaku, setiap hari didatangi para pecandu narkoba mulai dari kalangan anak-anak, remaja dan juga orang dewasa.
Para pengguna narkoba, sangat rawan mengalami kerusakan syaraf otaknya. Bahkan bukan cuma itu. Jantung, paru-paru sampai lambung pun, lambat laun bisa bekerja tidak normal. Nah, jika sudah mengalami hal itu, niscaya akan cepat menghadapi kematian,? terang dia.
Lalu bagaimana mengetahui bahwa anggota keluarga jadi pecandu obat terlarang itu? Mardan Sadzali memberikan ciri-ciri yang mudah diketahui pada pecandu narkoba.:
Pecandu daun ganja : Cenderung lusuh, mata merah, kelopak mata mengattup terus, doyan makan karena perut merasa lapar terus dan suka tertawa jika terlibat pembicaraan lucu.
Pecandu putauw : Sering menyendiri di tempat gelap sambil dengar musik, malas mandi karena kondisi badan selalu kedinginan, badan kurus, layu serta selalu apatis terhadap lawan jenis.
Pecandu inex atau ekstasi : Suka keluar rumah, selalu riang jika mendengar musik house, wajah terlihat lelah, bibir suka pecah-pecah dan badan suka keringatan, sering minder setelah pengaruh inex hilang.Pecandu sabu-sabu : gampang gelisah dan serba salah melakukan apa saja, jarang mau menatap mata jika diajak bicara, mata sering jelalatan, karakternya dominan curiga, apalagi pada orang yang baru dikenal, badan berkeringat meski berada di dalam ruangan ber-AC, suka marah dan sensitive.
Dari pengalamannya sejak tahun 1995 banyak menolong korban narkoba, Mardan Sadzali, mengaku hanya butuh waktu seminggu agar mereka lepas dari jeratan obat terlarang itu. Metode yang dilakukan pun, tambah dia, tanpa obat dan ramuan. Semuanya dilakukan lewat proses detoksisasi, pembenahan syaraf otak dan mengembalikan fungsi jantung, paru-paru serta hati.
Sebaiknya, korban diobati sedini mungkin, jangan menunggu sampai parah,? ucap pemilik klinik pengobatan narkoba di Jalan Bintara Jalan Raya, Gang Masjid No. 51, Terminal Sumber Arta, Kalimalang, Bekasi.
ciri-ciri yang mudah diketahui pada pemakai narkoba
ciri-ciri yang mudah diketahui pada pemakai narkoba.
- Pecandu putaw- sering menyendiri di tempat gelap sambil dengar musik, malas mandi karena kondisi badan selalu kedinginan, badan kurus, layu selalu apatis terhadap lawan jenis.
- Pecandu daun ganja- cenderung lusuh, mata merah, kelopak mata selalu mengetup terus, doyan makan karena perut merasa lapar terus dan suka tertawa jika terlibat pembicaraan lucu.
- Pecandu sabu-sabu- gampang gelisah dan serba salah melakukan apa saja, jarang mau menatap mata jika diajak bicara, mata sering jelalatan, karakternya dominan curiga, apalagi pada orang yang baru dikenal, badan berkeringat, meski berada didalam ruangan ber-Ac, suka marah dan sensitive.
- Pecandu Inex atau ekstasi, suka keluar rumah, selalu riang jika mendengar music house, wajah terlihat lelah, bibir suka pecah-pecah dan badan suka berkeringat, sering minder setelah pengaruh inex hilang. ( BNN)
- Pecandu putaw- sering menyendiri di tempat gelap sambil dengar musik, malas mandi karena kondisi badan selalu kedinginan, badan kurus, layu selalu apatis terhadap lawan jenis.
- Pecandu daun ganja- cenderung lusuh, mata merah, kelopak mata selalu mengetup terus, doyan makan karena perut merasa lapar terus dan suka tertawa jika terlibat pembicaraan lucu.
- Pecandu sabu-sabu- gampang gelisah dan serba salah melakukan apa saja, jarang mau menatap mata jika diajak bicara, mata sering jelalatan, karakternya dominan curiga, apalagi pada orang yang baru dikenal, badan berkeringat, meski berada didalam ruangan ber-Ac, suka marah dan sensitive.
- Pecandu Inex atau ekstasi, suka keluar rumah, selalu riang jika mendengar music house, wajah terlihat lelah, bibir suka pecah-pecah dan badan suka berkeringat, sering minder setelah pengaruh inex hilang. ( BNN)
Pengobatan Narkoba beserta tempat Rehabilitasi
Pengobatan Narkoba:
- Pengobatan adiksi (detoks)
- Pengobatan infeksi
- Rehabilitasi
- Pelatihan mandiri
• Pencegahan Narkoba:
- Memperkuat keimanan
- Memilih lingkungan pergaulan yang sehat
- Komunikasi yang baik
- Hindari pintu masuk narkoba yaitu rokok
Pertolongan Pertama
Pertolongan pertama penderita dimandikan dengan air hangat, minum banyak, makan makanan bergizi dalam jumlah sedikit dan sering dan dialihkan perhatiannya dari narkoba. Bila tidak berhasil perlu pertolongan dokter. Pengguna harus diyakinkan bahwa gejala-gejala sakaw mencapai puncak dalam 3-5 hari dan setelah 10 hari akan hilang.
Empat Cara Alternatif Menurunkan Risiko atau "Harm Reduction" :
- Menggunakan jarum suntik sekali pakai
- Mensuci hamakan (sterilisasi) jarum suntik
- Mengganti kebiasaan menyuntik dengan menghirup atau oral dengan tablet
- Menghentikan sama sekali penggunaan narkoba
Detoksifikasi
Detoksifikasi adalah proses menghilangkan racun (zat narkotika atau adiktif lain) dari tubuh dengan cara menghentikan total pemakaian semua zat adiktif yang dipakai atau dengan penurunan dosis obat pengganti.
Detoksifikasi bisa dilakukan dengan berobat jalan atau dirawat di rumah sakit. Biasanya proses detoksifikasi dilakukan terus menerus selama satu sampai tiga minggu, hingga hasil tes urin menjadi negatif dari zat adiktif.
Berikut ini beberapa alamat rumah sakit yang menerima pasien untuk detoksifikasi:
1. Rumah Sakit Ketergantungan Obat
Jl. RS Fatmawati, Cilandak, Jakarta Selatan
Tel: 62-21-7695461; 7698240
Jl. RS Fatmawati, Cilandak, Jakarta Selatan
Tel: 62-21-7695461; 7698240
2. Rumah Sakit Atma Jaya
Jl. Pluit Raya No. 2, Jakarta Utara
Tel: 62-21-6606127-30
Jl. Pluit Raya No. 2, Jakarta Utara
Tel: 62-21-6606127-30
3. Rumah Sakit Mitra Keluarga Jatinegara
Jl. Raya Jatinegara Timur No. 85 A-87, Jakarta 13310
Tel: 62-21-280666; 280777; 280888; 280999
Jl. Raya Jatinegara Timur No. 85 A-87, Jakarta 13310
Tel: 62-21-280666; 280777; 280888; 280999
4. Rumah Sakit Darmawangsa
Jl. Darmawangsa Raya No. 13 Blop P2,
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Tel: 62-21-7394484; Fax: 62-21-7394162
Jl. Darmawangsa Raya No. 13 Blop P2,
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Tel: 62-21-7394484; Fax: 62-21-7394162
5. Rumah Sakit Ongko Mulyo
Jl. Pulomas Barat VI, Jakarta Timur
Tel: 62021-4723332, 4722719
Jl. Pulomas Barat VI, Jakarta Timur
Tel: 62021-4723332, 4722719
Rehabilitasi
Setelah menjalani detoksifikasi hingga tuntas (tes urin sudah negatif), tubuh secara fisik memang tidak “ketagihan” lagi, namun secara psikis ada rasa rindu dan kangen terhadap zat tersebut masih terus membuntuti alam pikiran dan perasaan sang pecandu. Sehingga sangat rentan dan sangat besar kemungkinan kembali mencandu dan terjerumus lagi.
Untuk itu setelah detoksifikasi perlu juga dilakukan proteksi lingkungan dan pergaulan yang bebas dari lingkungan pecandu, misalnya dengan memasukkan mantan pecandu ke pusat rehabilitasi.
Berikut ini daftar dari beberapa pusat rehabilitasi
1. Yayasan Kasih Mulia
Jl. Camar Indah blok DD-10,
Ruko Pantai Indah Kapuk, Jakarta 14470
Tel: 62-21-5881103, 5882265; Fax: 62-21-5882275;
e-mail: drugKP@cbn.net.id
Jl. Camar Indah blok DD-10,
Ruko Pantai Indah Kapuk, Jakarta 14470
Tel: 62-21-5881103, 5882265; Fax: 62-21-5882275;
e-mail: drugKP@cbn.net.id
2. Yayasan Titihan Respati
Jl. Hang Lekir Raya No. 16, Jakarta Selatan
Tel: 62-21-7394762, 7394769
Jl. Hang Lekir Raya No. 16, Jakarta Selatan
Tel: 62-21-7394762, 7394769
3. Terapi & Rehabilitasi Pasien NAZA
ala Prof. Dr. dr. H. Dadamng Hawari
Jl. Tebet Mas Indah Blok E No. 5, Jakarta
Tel: 62-21-8299857; 8298885
ala Prof. Dr. dr. H. Dadamng Hawari
Jl. Tebet Mas Indah Blok E No. 5, Jakarta
Tel: 62-21-8299857; 8298885
4. Yayasan Insan Pengasuh
Jl. Daksa IV/69, Kebayoran Baru, Jakarta 12110
Tel: 62-21-7208216
Jl. Daksa IV/69, Kebayoran Baru, Jakarta 12110
Tel: 62-21-7208216
5. Yayasan Dharma Kasih Ibu Puri Kinasih
Komplek Cilember desa Jogjogan, Bogor, Jawa Barat
Tel: 62-251-252379
Komplek Cilember desa Jogjogan, Bogor, Jawa Barat
Tel: 62-251-252379
6. Wisma Adiksi
Jl. Jati Indah I No. 23
Pangkalan Jati, Podok Labu, Jakarta Selatan
Tel: 62-21-7690455; 7540604
Jl. Jati Indah I No. 23
Pangkalan Jati, Podok Labu, Jakarta Selatan
Tel: 62-21-7690455; 7540604
7. Pusat Pemulihan Rumah Anak Panah
Jl. Kran V No. 3, RT 011/05, Kemayoran, Jakarta 10610
Tel: 62-21-4255652
Jl. Kran V No. 3, RT 011/05, Kemayoran, Jakarta 10610
Tel: 62-21-4255652
8. Permadi Siwi
Jl. MT Haryono, Jarkarta Timur
Jl. MT Haryono, Jarkarta Timur
9. Wisma Dulos
Jl. Tugu No. 4, Cilangkap, Jakarta Timur
Jl. Tugu No. 4, Cilangkap, Jakarta Timur
10. Panti Sosial Parmadi Putra (Depsos)
Khusnul Khotimah
Jl. Babakan Pocis RT 003/03, Babakan,
Kec. Cisauk, Serpong Tangerang
Tel: 62-21-7561331
Khusnul Khotimah
Jl. Babakan Pocis RT 003/03, Babakan,
Kec. Cisauk, Serpong Tangerang
Tel: 62-21-7561331
11. Wisma Siloam
Jl. Semplak No. 345, Bogor
Tel: 62-251-505159
Jl. Semplak No. 345, Bogor
Tel: 62-251-505159
12. Pesantren Al Ihya
Jl. Batu Tapak, Pasir Jaya, Ciomas, Bogor
Tel: 62-251-311964, 312272, 312055
Jl. Batu Tapak, Pasir Jaya, Ciomas, Bogor
Tel: 62-251-311964, 312272, 312055
13. Yayasan Harapan Permata Hati Kita
Jl. Dr. Semeru No. 111, Bogor
Jl. Dr. Semeru No. 111, Bogor
14. Yayasan Podok Bina Kasih
Puncak Cipanas
Sekretariat: Citra I ext. Blok AE V/1, Kalideres, Jakarta Barat
Tel: 62-21-5418993; 5459815
Puncak Cipanas
Sekretariat: Citra I ext. Blok AE V/1, Kalideres, Jakarta Barat
Tel: 62-21-5418993; 5459815
15. Pesantren Inabah XV
Jl. Raya Perjuangan No. 15, Cipanas, Ciawi 46157
Tel: 62-265-455228
Jl. Raya Perjuangan No. 15, Cipanas, Ciawi 46157
Tel: 62-265-455228
16. Pesantran Inabah VII
Kp. Rawa, Desa Calingcing, Kec. Sukabening,
Pos Raya Poloh, Tasikmalaya 46155
Tel: 62-265-450028
Kp. Rawa, Desa Calingcing, Kec. Sukabening,
Pos Raya Poloh, Tasikmalaya 46155
Tel: 62-265-450028
17. Panti Rehab. Doulos
Jl. Raya Maribaya 191, Lembang, Jawa Barat
Tel: 62-22-2787384
Jl. Raya Maribaya 191, Lembang, Jawa Barat
Tel: 62-22-2787384
18. Yayasan Cinta Kasih Bangsa
Jl. Kol Soegiyono Susukan Ngemplak, Ungaran
Tel: 62-24-922674
Jl. Kol Soegiyono Susukan Ngemplak, Ungaran
Tel: 62-24-922674
19. Pondok Pesantren Tebu Ireng
Tromol Pos V
Jombang 61471
Jawa Timur
Tromol Pos V
Jombang 61471
Jawa Timur
TERAPI DAN REHABILITASI NARAPIDANA NARKOTIKA MELALUI METODE CRIMINON DAN KESENIAN
Penyalahgunaan Napza di Indonesia smakin hari semakin memprihatinkan. Menghadapi fenomena ini pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai tindakan pencegahan agar dapat menyelamatkan generasi bangsa dari cengkeraman napza.
Napza telah menimbulkan banyak korban, terutama kalangan muda yang termasuk usia produktif. Masalah ini bukan hanya berdampak negatif terhadap diri pengguna, tetapi lebih luas lagi berdampak negatif terhadap kehidupan keluarga dan masyarakat, bahkan mengancam dan membahayakan keamanan, ketertiban.
Besarnya masalah akibat penyalahgunaan napza ini, tentu saja perlu mendapat penanganan yang serius dari semua pihak. Karena masalah pemulihan penyalahgunaan napza bukanlah hal yang mudah, melainkan merupakan suatu proses perjuangan panjang yang memerlukan strategi dan pelaksanaan secara tepat, terintegrasi dan terarah.
Berbagai program rehabilitasi napza menjadi salah satu langkah yang serius dalam penanganan penyalahgunaan napza. Untuk itulah Lapas yang bertugas membina warga binaan juga berfungsi sebagai lembaga terapi dan rehabilitasi bagi penyalahguna napza, sehingga melalui program ini diharapkan, mereka dapat kembali berperan aktif di masyarakat dalam keadaan sudah lepas dari ketergantungan (adiksi).
Lapas diharapkan dapat menjadi pusat penanggulangan terpadu bagi penyalahgunaan napza, dimana lapas sebagai One Stop Centre yang menyelenggarakan terapi medis dan rehabilitasi sosial dalam satu atap.
Untuk itulah sejak diresmikan tanggal 30 Oktober 2003, Lapas klas IIA Narkotika menerapkan sistem One Stop Centre (OSC) untuk pembinaan penyalahguna Napza khususnya para adiksi. Maksud dari OSC ini adalah menyediakan pelayanan terapi medis dan rehabilitasi sosial dalam satu atap. Sedangkan tujuan dari OSC ini adalah membantu proses pemulihan warga binaan dari ketergantungannya terhadap napza.
Dengan kegiatan ini diharapkan warga binaan bisa mendapatkan pembinaan yang sesuai dengan kebutuhannya selama menjalani masa hukumannya. Sehingga ketika mereka kembali ke masyarakat bisa mudah berintergrasi dan berperan aktif.
Membina para pecandu di dalam Lapas adalah hal yang tidak mudah. Hal ini dikarenakan tidak ada kata ’sembuh’ dalam penyakit adiksi (ketergantungan). Pecandu sering mengalami relapse (kambuh) meskipun pernah berhenti menggunakan napza. Kata yang tepat untuk menunjukkan seseorang telah lepas dari ketergantungan adalah ”pulih” atau ”recovery”.
Inilah yang kemudian membuat Kalapas Klas IIA Narkotika Cipinang saat ini, yaitu Wibowo Joko Harjono Bc.IP,SH,MM, atau akrabnya dipanggil Pak Joko, membuat tulisan tentang “ TERAPI DAN REHABILITASI NARAPIDANA NARKOTIKA MELALUI METODE CRIMINON DAN KESENIAN “, sebagai sumbangsih pemikiran dan tanggung jawab pelaksanaan program pembinaan warga binaan pecandu napza yang telah dijalankan selama ini.
Napza telah menimbulkan banyak korban, terutama kalangan muda yang termasuk usia produktif. Masalah ini bukan hanya berdampak negatif terhadap diri pengguna, tetapi lebih luas lagi berdampak negatif terhadap kehidupan keluarga dan masyarakat, bahkan mengancam dan membahayakan keamanan, ketertiban.
Besarnya masalah akibat penyalahgunaan napza ini, tentu saja perlu mendapat penanganan yang serius dari semua pihak. Karena masalah pemulihan penyalahgunaan napza bukanlah hal yang mudah, melainkan merupakan suatu proses perjuangan panjang yang memerlukan strategi dan pelaksanaan secara tepat, terintegrasi dan terarah.
Berbagai program rehabilitasi napza menjadi salah satu langkah yang serius dalam penanganan penyalahgunaan napza. Untuk itulah Lapas yang bertugas membina warga binaan juga berfungsi sebagai lembaga terapi dan rehabilitasi bagi penyalahguna napza, sehingga melalui program ini diharapkan, mereka dapat kembali berperan aktif di masyarakat dalam keadaan sudah lepas dari ketergantungan (adiksi).
Lapas diharapkan dapat menjadi pusat penanggulangan terpadu bagi penyalahgunaan napza, dimana lapas sebagai One Stop Centre yang menyelenggarakan terapi medis dan rehabilitasi sosial dalam satu atap.
Untuk itulah sejak diresmikan tanggal 30 Oktober 2003, Lapas klas IIA Narkotika menerapkan sistem One Stop Centre (OSC) untuk pembinaan penyalahguna Napza khususnya para adiksi. Maksud dari OSC ini adalah menyediakan pelayanan terapi medis dan rehabilitasi sosial dalam satu atap. Sedangkan tujuan dari OSC ini adalah membantu proses pemulihan warga binaan dari ketergantungannya terhadap napza.
Dengan kegiatan ini diharapkan warga binaan bisa mendapatkan pembinaan yang sesuai dengan kebutuhannya selama menjalani masa hukumannya. Sehingga ketika mereka kembali ke masyarakat bisa mudah berintergrasi dan berperan aktif.
Membina para pecandu di dalam Lapas adalah hal yang tidak mudah. Hal ini dikarenakan tidak ada kata ’sembuh’ dalam penyakit adiksi (ketergantungan). Pecandu sering mengalami relapse (kambuh) meskipun pernah berhenti menggunakan napza. Kata yang tepat untuk menunjukkan seseorang telah lepas dari ketergantungan adalah ”pulih” atau ”recovery”.
Inilah yang kemudian membuat Kalapas Klas IIA Narkotika Cipinang saat ini, yaitu Wibowo Joko Harjono Bc.IP,SH,MM, atau akrabnya dipanggil Pak Joko, membuat tulisan tentang “ TERAPI DAN REHABILITASI NARAPIDANA NARKOTIKA MELALUI METODE CRIMINON DAN KESENIAN “, sebagai sumbangsih pemikiran dan tanggung jawab pelaksanaan program pembinaan warga binaan pecandu napza yang telah dijalankan selama ini.
Metode Pengobatan Pada Rehabilitasi narkoba
Rehabilitasi narkoba adalah prosedur yang mana seorang pecandu obat diberikan perawatan medis atau psikologis untuk menjauhkan mereka dari narkoba. Pemerintah, untuk mencegah orang dari mengkonsumsi obat sendiri telah membuat peraturan bahwa diperlukan resep dari seorang praktisi medis saja bagi orang yang akan mengambil obat, dan yang mengambil secara ilegal atau memberikannya kepada orang lain dapat dikenakan hukuman. Obat hanya perlu diberikan kepada yang memerlukan. Dalam kebanyakan kasus ketika orang mulai mengkonsumi obat karena status mentalnya, mereka akan mendapatkan perawatan psikologis.
Semua pusat rehabilitasi menawarkan perawatan psikologis. Dalam perawatan ini, pecandu obat dijauhkan dari narkoba dan secara psikologis diminta untuk menjaga diri mereka sendiri untuk terlibat dalam kegiatan menarik dan menjaga mereka bebas dari rasa tegang. Karena pasien sibuk melakukan kegiatan yang menarik minat mereka, secara bertahap mereka mulai kehilangan kebutuhan akan obat-obatan. Pecandu alkohol juga dapat diberikan perawatan ini. Ini merupakan metode pengobatan yang efektif karena tidak memungkinkan pecandu untuk memikirkan narkoba, dan dengan demikian telah menjadi sarana yang sangat populer untuk menyembuhkan pecandu di seluruh dunia.
Program rehabilitasi berbeda-beda tergantung pada kasus-kasus tertentu. Memotivasi seorang pecandu secara rohani telah terbukti berguna dalam banyak kasus. Kadang-kadang obat lain sangat bermanfaat dan efektif untuk menghilangkan kecanduan dari narkoba lainnya. Pasien ini juga memerlukan dukungan emosional yang besar untuk keluar dari kecanduan mereka. Pecandu tidak boleh ditinggalkan sendirian dan selalu diminta tetap terlibat dengan orang lain.
Singkatnya, konsumsi narkoba merupakan ancaman besar dan harus diambil langkah-langkah yang tepat untuk mengatasinya. Kecanduan obat tidak menawarkan solusi untuk masalah Anda. Interaksi teman dan keluarga membantu Anda mengatasi masalah. Obat diciptakan untuk keuntungan umat manusia dan bukan untuk kehancuran mereka.
Warga pesisir pantai diharap waspada
Jakarta - Berbagai cara dilakukan pemasok narkoba dari luar negeri. Bukan hanya jalur udara dan darat, jalur laut pun menjadi salah satu akses peredaran barang haram. Bahkan, ada nelayan yang dijadikan kurir para bandar.
"Nelayan ada beberapa yang digunakan menjadi kurir narkotika untuk masuk ke Indonesia," kata Direktur Pemberantasan Narkotika Alami, Benny J Mamoto, usai jumpa pers di Gedung BNN, Jl MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur, Senin (14/3).
Modus yang dilakukan, jelas Benny, adalah dengan menitipkan barang yang dibawa bandar ke nelayan yang sedang melaut. Para nelayan kemudian diminta membawa barang tersebut ke suatu tempat oleh bandar narkotika.
"Kita imbau pada para nelayan dan penduduk yang tinggal di pesisir untuk mewaspadai keluar masuknya kapal yang membawa narkoba. Kalau ada kecurigaan silakan lapor ke polisi atau BNN terdekat," imbau Benny.
Namun Benny enggan merinci berapa jumlah nelayan yang tertangkap karena kedapatan
membawa narkotika.
Benny menambahkan, luasnya laut Indonesia banyak disalahgunakan sebagai jalur distribusi narkoba. "Hampir perairan Indonesia rawan penyelundupan," ujar Benny.
Jalur laut, imbuh Benny, dipilih para bandar sebagai lalu-lintas peredaran narkotika di Indonesia karena lemahnya pengawasan di wilayah laut.
"Aparat di perairan belum maksimal, ditambah lagi keterbatasan bahan bakar yang menjadi keterbatasan pemantauan petugas," jelas Benny.
"Nelayan ada beberapa yang digunakan menjadi kurir narkotika untuk masuk ke Indonesia," kata Direktur Pemberantasan Narkotika Alami, Benny J Mamoto, usai jumpa pers di Gedung BNN, Jl MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur, Senin (14/3).
Modus yang dilakukan, jelas Benny, adalah dengan menitipkan barang yang dibawa bandar ke nelayan yang sedang melaut. Para nelayan kemudian diminta membawa barang tersebut ke suatu tempat oleh bandar narkotika.
"Kita imbau pada para nelayan dan penduduk yang tinggal di pesisir untuk mewaspadai keluar masuknya kapal yang membawa narkoba. Kalau ada kecurigaan silakan lapor ke polisi atau BNN terdekat," imbau Benny.
Namun Benny enggan merinci berapa jumlah nelayan yang tertangkap karena kedapatan
membawa narkotika.
Benny menambahkan, luasnya laut Indonesia banyak disalahgunakan sebagai jalur distribusi narkoba. "Hampir perairan Indonesia rawan penyelundupan," ujar Benny.
Jalur laut, imbuh Benny, dipilih para bandar sebagai lalu-lintas peredaran narkotika di Indonesia karena lemahnya pengawasan di wilayah laut.
"Aparat di perairan belum maksimal, ditambah lagi keterbatasan bahan bakar yang menjadi keterbatasan pemantauan petugas," jelas Benny.
Penyelundupan narkoba oleh warga Portugal
TANGERANG, KOMPAS.com — Ricardo Ussumane Embalo (41), warga negara Portugal, ditangkap petugas Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai (KPPBC) Bandara Soekarno-Hatta karena mencoba menyelundupkan 4,5 kilogram sabu, Minggu (3/4/2011) malam. Setelah penangkapan itu, Direktorat IV Narkoba Bareskrim Polri berhasil mengungkap Ali (30), warga negara Iran, salah satu bagian dari sindikat jaringan narkotika internasional Iran.
“Ini pekerjaan jaringan internasional. Pergerakan mereka selalu melibatkan lintas benua,” kata Wakil Direktur IV Bareskrim Mabes Polri Kombes Musa Ginting kepada wartawan saat keterangan pers penangkapan kedua tersangka di KPBBC Soekarno-Hatta, Senin sore.
Dalam pergerakannya, kata Ginting, jaringan itu selalu menggunakan jasa kurir secara berpindah-pindah dari negara satu ke negara lain. Pada saat tertentu, mereka menggunakan jasa kurir dari negara satu. Sementara itu, dalam kondisi lainnya, jaringan narkotika internasional menggunakan jasa kurir dari negara lain.
“Kami telah memetakan adanya perubahan kurir dalam setiap penyelundupan narkotika. Seperti tahun 2008, kurir yang digunakan warga Nigeria. Tahun 2009 warga Timur Tengah, 2010 sampai sekarang memakai jasa warga negara campuran, mulai dari Filipina, Taiwan, Italia, Potugal, hingga Spanyol,” kata Ginting.
Rp 6,75 miliar
Kepala Kantor Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta Iyan Rubiyanto mengatakan, Ricardo ditangkap di Terminal 2 D kedatangan bandara itu. Ia tiba di Jakarta dengan pesawat Emirates Airline, dengan nomor penerbangan EK 358 rute Dubai-Jakarta.
Sabu tersebut disembunyikan pada dinding buatan (false concealment) koper milik pria berkulit hitam lulusan setingkat SMP yang keseharian bekerja sebagai pandai besi tersebut. Untuk pekerjaan itu, tersangka dibayar Rp 54 juta.
Bersama tersangka, petugas menyita sabu senilai Rp 6,75 miliar. Setelah dikembangkan, petugas menangkap Ali di salah satu hotel di wilayah Jakarta Pusat. “Tersangka yang ditangkap ini adalah satu sindikat dengan yang kami tangkap beberapa waktu lalu, yaitu warga negara Italia, Maxsimiliano,” kata Ginting.
“Ini pekerjaan jaringan internasional. Pergerakan mereka selalu melibatkan lintas benua,” kata Wakil Direktur IV Bareskrim Mabes Polri Kombes Musa Ginting kepada wartawan saat keterangan pers penangkapan kedua tersangka di KPBBC Soekarno-Hatta, Senin sore.
Dalam pergerakannya, kata Ginting, jaringan itu selalu menggunakan jasa kurir secara berpindah-pindah dari negara satu ke negara lain. Pada saat tertentu, mereka menggunakan jasa kurir dari negara satu. Sementara itu, dalam kondisi lainnya, jaringan narkotika internasional menggunakan jasa kurir dari negara lain.
“Kami telah memetakan adanya perubahan kurir dalam setiap penyelundupan narkotika. Seperti tahun 2008, kurir yang digunakan warga Nigeria. Tahun 2009 warga Timur Tengah, 2010 sampai sekarang memakai jasa warga negara campuran, mulai dari Filipina, Taiwan, Italia, Potugal, hingga Spanyol,” kata Ginting.
Rp 6,75 miliar
Kepala Kantor Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta Iyan Rubiyanto mengatakan, Ricardo ditangkap di Terminal 2 D kedatangan bandara itu. Ia tiba di Jakarta dengan pesawat Emirates Airline, dengan nomor penerbangan EK 358 rute Dubai-Jakarta.
Sabu tersebut disembunyikan pada dinding buatan (false concealment) koper milik pria berkulit hitam lulusan setingkat SMP yang keseharian bekerja sebagai pandai besi tersebut. Untuk pekerjaan itu, tersangka dibayar Rp 54 juta.
Bersama tersangka, petugas menyita sabu senilai Rp 6,75 miliar. Setelah dikembangkan, petugas menangkap Ali di salah satu hotel di wilayah Jakarta Pusat. “Tersangka yang ditangkap ini adalah satu sindikat dengan yang kami tangkap beberapa waktu lalu, yaitu warga negara Italia, Maxsimiliano,” kata Ginting.
Minggu, 03 April 2011
Sabtu, 02 April 2011
Pantau WNA untuk antisipasi penyelundupan narkoba
Petugas Kantor Bea dan Cukai Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Banten memantau setiap kedatangan warga negara asing guna mengantisipasi penyelundupan narkoba dengan berbagai modus, termasuk dengan cara ditelan.
"Berbagai modus menyelundupkan narkoba termasuk ditelan, maka harus diantisipasi dengan pemantauan rutin," kata Kepala Seksi Penindakan dan Penyelidikan Kantor Bea dan Cukai (BC) Bandara Soekarno-Hatta Gatot Sugeng Wibowo ketika dikonfirmasi, Minggu.
Menurut dia, pemantauan tanpa henti oleh petugas itu bertujuan agar penyelundupan narkoba dari luar negeri mengunakan maskapai penerbangan dapat dicegah.
Dia mengatakan, biasanya pelaku penyelundup memanfaatkan waktu libur maka pengawasan petugas BC Bandara terbesar di Indonesia itu dianggap kurang, saat itulah mereka beraksi.
Pada Jumat (25/3) petugas BC Bandar Soekarno-Hatta menangkap warga Negara Nigeria BJN (51), yang tertangkap tangan membawa narkotika jenis shabu seberar 1.540 gram, cara ditelan setelah dimasukkan dalam 106 kapsul., Jumat (25/3).
Pelaku diciduk setelah mendarat dari terminal II kedatangan karena dicurigai petugas membawa narkotika mengunakan pesawat Thai Airways dengan nomor penerbangan TG-433 rute Bangkok-Jakarta.
Gatot mengatakan, bahwa pengiriman jenazah pun bila perlu dicurigai karena khawatir dalam perut mayat diganti dengan narkoba, sebab upaya penyelundup itu berbagai modus.
Dia menambahkan, selain pemantauan di terminal kedatangan luar negeri, petugas BC juga memperlakukan sama bagi penumpang domistik.
"Bahkan upaya pengiriman barang berupa paket melalui terminal kargo juga diantisipasi bila memang dianggap dicurigai," katanya.
Beberapa waktu lalu, penyelundupan narkoba dari Taiwan dengan modus menyelipkan shabu di antara batu nisan, sehingga sulit dideteksi petugas meski mengunakan sinar X, namun setelah diperiksa secara teliti maka pelaku tidak berkutik karena ada barang bukti.
"Berbagai modus menyelundupkan narkoba termasuk ditelan, maka harus diantisipasi dengan pemantauan rutin," kata Kepala Seksi Penindakan dan Penyelidikan Kantor Bea dan Cukai (BC) Bandara Soekarno-Hatta Gatot Sugeng Wibowo ketika dikonfirmasi, Minggu.
Menurut dia, pemantauan tanpa henti oleh petugas itu bertujuan agar penyelundupan narkoba dari luar negeri mengunakan maskapai penerbangan dapat dicegah.
Dia mengatakan, biasanya pelaku penyelundup memanfaatkan waktu libur maka pengawasan petugas BC Bandara terbesar di Indonesia itu dianggap kurang, saat itulah mereka beraksi.
Pada Jumat (25/3) petugas BC Bandar Soekarno-Hatta menangkap warga Negara Nigeria BJN (51), yang tertangkap tangan membawa narkotika jenis shabu seberar 1.540 gram, cara ditelan setelah dimasukkan dalam 106 kapsul., Jumat (25/3).
Pelaku diciduk setelah mendarat dari terminal II kedatangan karena dicurigai petugas membawa narkotika mengunakan pesawat Thai Airways dengan nomor penerbangan TG-433 rute Bangkok-Jakarta.
Gatot mengatakan, bahwa pengiriman jenazah pun bila perlu dicurigai karena khawatir dalam perut mayat diganti dengan narkoba, sebab upaya penyelundup itu berbagai modus.
Dia menambahkan, selain pemantauan di terminal kedatangan luar negeri, petugas BC juga memperlakukan sama bagi penumpang domistik.
"Bahkan upaya pengiriman barang berupa paket melalui terminal kargo juga diantisipasi bila memang dianggap dicurigai," katanya.
Beberapa waktu lalu, penyelundupan narkoba dari Taiwan dengan modus menyelipkan shabu di antara batu nisan, sehingga sulit dideteksi petugas meski mengunakan sinar X, namun setelah diperiksa secara teliti maka pelaku tidak berkutik karena ada barang bukti.
Tiga Upaya Penyelundupan Narkoba Digagalkan
Dalam minggu terakhir Februari 2010, Petugas Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta berhasil menggagalkan tiga upaya penyelundupan narkoba ke Indonesia. Diperkirakan narkoba yang diselundupkan tersebut mencapai nilai Rp4 miliar lebih. Indonesia memang menjadi target penjualan narkoba jaringan internasional.
Terkahir pada Sabtu (27/02) petugas berhasil mengamankan shabu-shabu dan mariyuana. Shabu seberat 1.450 gram yang diperkirakan senilai Rp2 miliar lebih itu dibawa perempuan warga Indonesia berinisial RP dalam sebuah kain yang berbentuk seperti bantal.
Petugas Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta kembali menggagalkan upaya penyelundupan shabu-shabu dan mariyuana, Sabtu (27/02). Shabu seberat 1.450 gram yang diperkirakan senilai Rp2 miliar lebih itu dibawa perempuan warga Indonesia berinisial RP dalam sebuah kain yang berbentuk seperti bantal.
Barang terlarang itu dibawa RP dari Bangkok dengan menggunakan pesawat Thai Airways (TG 433) bersama AAO, juga warga Indonesia. Pelaku merupakan jaringan narkotika internasional. Setelah diamankan, petugas lantas langsung melakukan pengembangan, hasilnya, seorang pria berinisial IDM yang bertindak sebagai penjemput berhasil diamankan.
Petugas mensinyalir, penyelundupan barang narkotika yang masuk ke Indonesia ini dikendalikan dari penjara. ?Otaknya berinisial ME. Dia saat ini dipenjara. Pada Maret 2009 lalu kami tangkap karena kasus ekstasi,? kata Kepala Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta Baduri Wijayanta kepada wartawan, Minggu (28/2).
Pada hari yang sama, Petugas Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta juga berhasil menangkap seorang warga Nigeria berinisial OKE. Dia kedapatan membawa mariyuana atau ganja seberat 10,4 gram. Mariyuana itu dikemas dalam gulungan kertas. Pria berkulit hitam ini tiba di Bandara Soekarno-Hatta menggunakan Emirates Airlines (EK-356) dengan rute Dubai-Jakarta.
Sebelumnya, pada Kamis (25/02) petugas Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta berhasil menggagalkan upaya penyelundupan 668 gram heroin yang disimpan di dalam sebuah laptop. Heroin ini diselundupkan oleh dua wanita asal Indonesia yang datang dari Malaysia, berinisial MT (32) dan T (28).
Dua tersangka ini yang merupakan karyawan sebuah klub malam di Jakarta diduga merupakan kurir dalam jaringan internasional narkotika. Cara penyelundupan yang dilakukan keduanya terbilang baru yaitu dengan memasukkan heroin yang dikemas dalam 63 butir kapsul ke dalam laptop
Penggagalan upaya penyelundupan heroin ini berhasil dilakukan setelah petugas melakukan pemeriksaan terhadap penumpang pesawat Air Asia (AK 380) rute penerbangan Kuala Lumpur-Jakarta. Saat itu, petugas melihat keganjilan dalam laptop yang dibawa MT. Saat itu juga, petugas mengamankan MT.
Kecurigaan petugas terbukti. Dari hasil pemeriksaan, kapsul tersebut berisi bubuk putih heroin seberat 668 gram yang jika diestimasi mencapai Rp 1,6 miliar, per gramnya diperkirakan seharga Rp 2,5 juta.
Kemudian, petugas melakukan pemeriksaan dan pengembangan yang akhirnya berhasil mengamankan T, rekan MT. Selain kedua wanita ini, petugas juga berhasil mengamankan warga asing berinisial A dan C sebagai penerima paket heroin tersebut di salah satu apartemen di Jakarta.
Terkahir pada Sabtu (27/02) petugas berhasil mengamankan shabu-shabu dan mariyuana. Shabu seberat 1.450 gram yang diperkirakan senilai Rp2 miliar lebih itu dibawa perempuan warga Indonesia berinisial RP dalam sebuah kain yang berbentuk seperti bantal.
Petugas Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta kembali menggagalkan upaya penyelundupan shabu-shabu dan mariyuana, Sabtu (27/02). Shabu seberat 1.450 gram yang diperkirakan senilai Rp2 miliar lebih itu dibawa perempuan warga Indonesia berinisial RP dalam sebuah kain yang berbentuk seperti bantal.
Barang terlarang itu dibawa RP dari Bangkok dengan menggunakan pesawat Thai Airways (TG 433) bersama AAO, juga warga Indonesia. Pelaku merupakan jaringan narkotika internasional. Setelah diamankan, petugas lantas langsung melakukan pengembangan, hasilnya, seorang pria berinisial IDM yang bertindak sebagai penjemput berhasil diamankan.
Petugas mensinyalir, penyelundupan barang narkotika yang masuk ke Indonesia ini dikendalikan dari penjara. ?Otaknya berinisial ME. Dia saat ini dipenjara. Pada Maret 2009 lalu kami tangkap karena kasus ekstasi,? kata Kepala Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta Baduri Wijayanta kepada wartawan, Minggu (28/2).
Pada hari yang sama, Petugas Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta juga berhasil menangkap seorang warga Nigeria berinisial OKE. Dia kedapatan membawa mariyuana atau ganja seberat 10,4 gram. Mariyuana itu dikemas dalam gulungan kertas. Pria berkulit hitam ini tiba di Bandara Soekarno-Hatta menggunakan Emirates Airlines (EK-356) dengan rute Dubai-Jakarta.
Sebelumnya, pada Kamis (25/02) petugas Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta berhasil menggagalkan upaya penyelundupan 668 gram heroin yang disimpan di dalam sebuah laptop. Heroin ini diselundupkan oleh dua wanita asal Indonesia yang datang dari Malaysia, berinisial MT (32) dan T (28).
Dua tersangka ini yang merupakan karyawan sebuah klub malam di Jakarta diduga merupakan kurir dalam jaringan internasional narkotika. Cara penyelundupan yang dilakukan keduanya terbilang baru yaitu dengan memasukkan heroin yang dikemas dalam 63 butir kapsul ke dalam laptop
Penggagalan upaya penyelundupan heroin ini berhasil dilakukan setelah petugas melakukan pemeriksaan terhadap penumpang pesawat Air Asia (AK 380) rute penerbangan Kuala Lumpur-Jakarta. Saat itu, petugas melihat keganjilan dalam laptop yang dibawa MT. Saat itu juga, petugas mengamankan MT.
Kecurigaan petugas terbukti. Dari hasil pemeriksaan, kapsul tersebut berisi bubuk putih heroin seberat 668 gram yang jika diestimasi mencapai Rp 1,6 miliar, per gramnya diperkirakan seharga Rp 2,5 juta.
Kemudian, petugas melakukan pemeriksaan dan pengembangan yang akhirnya berhasil mengamankan T, rekan MT. Selain kedua wanita ini, petugas juga berhasil mengamankan warga asing berinisial A dan C sebagai penerima paket heroin tersebut di salah satu apartemen di Jakarta.
Cara ekonom perangi narkoba
Menteri Keuangan Sri Mulyani kali ini menyoroti Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (Ditjen BC), lembaga pengkatrol pendapatan negara, pada peringatan Hari Kepabeanan Internasional ke-56 bertema The Fight Against Drugs Trafficking, Senin (28/1).
Mantan Direktur Eksekutif Dana Moneter Internasional (IMF) itu mengimbau Ditjen Bea dan Cukai memaksimalkan upaya pemberantasan lalu lintas narkoba.
Perempuan kelahiran Tanjungkarang ini menyerahkan penghargaan kepada 10 petugas BC yang berhasil menggagalkan penyelundupan 15 kantong bahan prekursor shabu berbentuk ephedrine senilai Rp 15 miliar. Bahan baku narkoba itu jika diolah menjadi shabu menjadi senilai Rp 600 miliar.
Kecenderungan naiknya angka penyalahgunaan narkoba di kalangan generasi muda telah membuat doktor ekonomi jebolan University of lllinois Urbana-Champaign, Amerika Serikat ini miris.
"Kita sadar, narkoba merupakan masalah kelangsungan hidup masyarakat, bangsa, dan negara, mengingat generasi muda merupakan aset pembangunan bangsa," kata mantan konsultan di lembaga sosial AS, USAID, sebelum menapak karir di IMF.
Sri Mulyani mengatakan modus dan teknik penyelundupan narkoba makin berkembang dan terorganisir. Ditjen BC perlu mencermati fenomena tersebut dengan meningkatkan kapasitas kerja petugas di lapangan serta pengembangan teknik analisis intelijen.
Untuk meningkatkan peran sebagai penjaga garda terdepan perbatasan negara, selain harus mampu meningkatkan kapasitas operasionalnya, Ditjen BC juga perlu mengembangkan kerjasama dengan instansi penegak hukum lain.
"Skalanya baik nasional maupun internasional dalam rangka pertukaran informasi dan pengalaman dalam memerangi masalah narkoba," kata murid kesayangan ekonom era Orde Baru, Prof Widjojo Nitisastro, tersebut.
Indonesia tidak lagi sekadar tempat transit lalu lintas perdagangan ilegal sindikat internasional. Mereka sudah memasukkan Indonesia dalam daftar lokasi penjualan serta tempat memproduksi barang haram itu.
Menurut lulusan FE UI ini, perkembangan perdagangan dan peredaran ilegal narkoba telah lama menjadi kepedulian global. Organisasi-organisasi internasional termasuk organisasi kepabeanan internasional (WCO) juga ikut meningkatkan perhatian dalam kerja sama dan koordinasi program memerangi perdagangan dan peredaran narkoba.
Sebagai anggota WCO, Ditjen BC wajib berperan memutus mata rantai perdagangan ilegal narkoba dan memerangi organisasi kriminalnya. "Kita harus bisa mendeteksi sedini mungkin usaha penyelundupan narkoba serta mengambil tindakan cepat dalam penegakan hukumnya," kata pengganti Yusuf Anwar sebagai orang nomor satu di Departemen Keuangan tersebut.
Sebelumnya, Sri Mulyani ditunjuk sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Kabinet Indonesia Bersatu usai ditinggalkan oleh ekonom senior Kwik Kian Gie (menteri era kepemimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri)
Mantan Direktur Eksekutif Dana Moneter Internasional (IMF) itu mengimbau Ditjen Bea dan Cukai memaksimalkan upaya pemberantasan lalu lintas narkoba.
Perempuan kelahiran Tanjungkarang ini menyerahkan penghargaan kepada 10 petugas BC yang berhasil menggagalkan penyelundupan 15 kantong bahan prekursor shabu berbentuk ephedrine senilai Rp 15 miliar. Bahan baku narkoba itu jika diolah menjadi shabu menjadi senilai Rp 600 miliar.
Kecenderungan naiknya angka penyalahgunaan narkoba di kalangan generasi muda telah membuat doktor ekonomi jebolan University of lllinois Urbana-Champaign, Amerika Serikat ini miris.
"Kita sadar, narkoba merupakan masalah kelangsungan hidup masyarakat, bangsa, dan negara, mengingat generasi muda merupakan aset pembangunan bangsa," kata mantan konsultan di lembaga sosial AS, USAID, sebelum menapak karir di IMF.
Sri Mulyani mengatakan modus dan teknik penyelundupan narkoba makin berkembang dan terorganisir. Ditjen BC perlu mencermati fenomena tersebut dengan meningkatkan kapasitas kerja petugas di lapangan serta pengembangan teknik analisis intelijen.
Untuk meningkatkan peran sebagai penjaga garda terdepan perbatasan negara, selain harus mampu meningkatkan kapasitas operasionalnya, Ditjen BC juga perlu mengembangkan kerjasama dengan instansi penegak hukum lain.
"Skalanya baik nasional maupun internasional dalam rangka pertukaran informasi dan pengalaman dalam memerangi masalah narkoba," kata murid kesayangan ekonom era Orde Baru, Prof Widjojo Nitisastro, tersebut.
Indonesia tidak lagi sekadar tempat transit lalu lintas perdagangan ilegal sindikat internasional. Mereka sudah memasukkan Indonesia dalam daftar lokasi penjualan serta tempat memproduksi barang haram itu.
Menurut lulusan FE UI ini, perkembangan perdagangan dan peredaran ilegal narkoba telah lama menjadi kepedulian global. Organisasi-organisasi internasional termasuk organisasi kepabeanan internasional (WCO) juga ikut meningkatkan perhatian dalam kerja sama dan koordinasi program memerangi perdagangan dan peredaran narkoba.
Sebagai anggota WCO, Ditjen BC wajib berperan memutus mata rantai perdagangan ilegal narkoba dan memerangi organisasi kriminalnya. "Kita harus bisa mendeteksi sedini mungkin usaha penyelundupan narkoba serta mengambil tindakan cepat dalam penegakan hukumnya," kata pengganti Yusuf Anwar sebagai orang nomor satu di Departemen Keuangan tersebut.
Sebelumnya, Sri Mulyani ditunjuk sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Kabinet Indonesia Bersatu usai ditinggalkan oleh ekonom senior Kwik Kian Gie (menteri era kepemimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri)
Penyelundupan Narkotika jenis Metamphetamine Sebanyak 1.540 Gram
Pelaku : Seorang laki-laki WN Nigeria berinisial BJN, usia 51 tahun
Modus : Ditelan (swallower)
Perkiraan Nilai Barang :Rp 2.310.000.000,- (dua milyar tiga ratus sepuluh juta rupiah);
Kronologis penindakan sbb:
Modus : Ditelan (swallower)
Perkiraan Nilai Barang :Rp 2.310.000.000,- (dua milyar tiga ratus sepuluh juta rupiah);
Kronologis penindakan sbb:
- Berdasarkan hasil dari analisa intelijendan profilling terhadap penumpang Tim Customs Tactical Unit (CTU) KPPBC Tipe Madya Pabean Soekarno Hatta dan Tim Subdit Narkotika Kantor Pusat DJBC mencurigai seorang Warga Negara Nigeria yang berinisial BJN berjenis kelamin laki-laki penumpang pesawat Thai Airways (TG-433) Rute Bangkok – Jakarta yang mendarat di terminal 2D Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada hari Selasa tanggal 22 Maret 2011 pukul 13.00 WIB yang diduga membawa barang larangan berupa narkotika;
- Atas kecurigaan tersebut dilakukan pemeriksaan dan pada saat diinterogasi, penumpang tersebut mengaku membawa narkotika dengan cara ditelan sehingga petugas langsung mengamankan penumpang tersebut.
- Pengeluaran kapsul tersebut tidak sekaligus namun melalui proses waktu yang lama. Dari penumpang berinisial BJN ditemukan 106 (seratus enam) butir dengan berat kotor ± 1.540 gram (seribu lima ratus empat puluh gram) dengan perkiraan nilai barang sebesar Rp 2.310.000.000,- (dua milyar tiga ratus sepuluh juta rupiah);
- Tim Sat Narkoba Polresta Bandara Soekarno Hatta dibantu anggota CTU KPPBC Tipe Madya Pabean Soekarno Hatta dan CNT Kantor Pusat DJBC melakukan pengembangan dan berhasil menangkap seorang wanita berinisial DA sebagai penerima barang tersebut di salah satu hotel di sekitar Bandara Soekarno Hatta.
- Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium (Balai Pengujian dan Identifikasi Barang, DJBC) Cempaka Putih, diketahui bahwa bubuk putih tersebut positif Methamphetamine (shabu);
Seribu macam cara penyelundupan narkoba
Dari bulan sabit emas Asia Tengah, narkoba melewati perjalanan panjang untuk sampai ke Indonesia.
Sepintas lima kaleng merah itu berisi manis-* an bermerek Sheezan dari Lahore, Pakistan. Kalaupun dibuka, mata hanya melihat manisan berwarna coklat. Tetapi, tak dinyana di baliknya terdapat 3.455 gram heroin di dalam bungkusan plastik.
Tidak hanya itu, 524 gram sabu juga ditemukan terbungkus dalam plastik yang kemudian dimasukkan dalam kardus sachet kopi dan makanan ringan. Beratnya antara 10 hingga 100 gram. Semuanya diperkirakan bernilai Rp 4,5 miliar.
Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya menemukannya setelah menangkap YA alias YL dan DR alias AC di Pusat Grosir Cililitan, Jakarta Timur, akhir September lalu. Saat itu, anggota Ditnarkoba menyamar sebagai pembeli. Saat transaksi, keduanya langsung dibekuk. Barang bukti berupa sabu dan heroin diamankan.
Dua orang lainnya yang tertangkap adalah EM dan TSA. Selain mereka, tahanan LP Nusakambangan, Kapten alias Kris alias Samuel juga terlibat. Kalau lolos, sabu dan heroin akan dijual kepada pecandunya di sekitar Jabodetabek.
Modus lain yang digunakan untuk menyelundupkan narko-tika ke Indonesia sangat beragam. Pertengahan 2010 lalu, Badan Narkotika Nasional bekerja sama dengan Ditjen Bea Cukai Kementerian Keuangan menemukan lebih dari tiga kilogram sabu tersimpan dalam rongga baja setebal lebih satu inci.
Baja tersebut berbentuk silinder dengan dua bagian. Jika keduanya diputar, baja akan berputar dan terbagi dua. Bagian tengahnya terdapat rongga dengan diameter sekitar sepuluh sentimeter. Panjangnya lebih dari 30 sentimeter. Di dalamnya, tersimpan lebih satu kilogram sabu kualitas nomor wahid.
Semula, baja itu diduga sebagai suku cadang alat berat. Namun, bukan tidak mungkin baja tersebut sengaja dibuat untuk membungkus sabu. Ketika dimasukkan mesin X-Ray, sabu di dalam baja itu tidak terdeteksi karena lapisan baja terlalu tebal.
Penemuannya bermula dari kecurigaan petugas terhadap kardus besar yang masuk ke dalam X-Ray. Terdeteksi isi kardus itu adalah silinder baja, tetapi isinya tidak terdeteksi. Jika diketahui isinya sabu atau kristal, mesin akan menggambarkan warna-warni di layar, namun, kali itu kosong.
Petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) yang ketika itu berada di Bandara Udara Halim
Perdana Kusumah curiga. Dia membongkar kardus yang berasal dari Cina itu. Ternyata, kecurigaannya terbukti. Di dalam silinder baja itu tersimpan kristal sabu berjumlah besar.
Beberapa bulan kemudian, Direktorat IV Narkoba dan Kejahatan Terorganisir Bareskrim Polri menemukan lebih dari satu kilogram sabu terbungkus alumunium tersimpan di balik kulit pelapis bagian dalam koper. Pe-nyelundupnya berasal dari Iran.
"Tidak hanya itu, ketika dibawa ke Indonesia, sabu juga disimpan di dalam kardus mainan anak-anak, bahkan di dalam kaki orang cacat," kata Deputi Bidang Pemberantasan BNN, Tommy Sagiman.
Akhir 2009 lalu, sejumlah 1,6 kilogram sabu ditemukan tersimpan di kaki palsu sebelah kiri* milik MV (32) yang ditangkap di Terminal II D Bandara Soekarno Hatta.
Bagian dalam sepatu pria juga bisa dijadikan penyimpanan sabu. Tommy mengatakan, di Polonia, Medan, aparat menemukan dua bungkus sabu seberat 322 gram di dalam sepasang sepatu milik Muliadi Bin Zakaria, penduduk Kabupaten Bireun, Aceh. Penangkapan bermula dari kecurigaan petugas keamanan bandara terhadap gaya berjalan yang seperti pincang dan jawabanyang tidak jelas saat ditanya.
Penyelundup atau kurir narkotika tidak akan pernah habis. Dengan hukuman seberat apa pun, seperti yang sudah diatur dalam Undang-Undang Narkotika nomor 23 tahun 2009, mereka tetap nekat. Hukuman mati tidak menyiutkan nyali penyelundup.
Bagi Tommy, seribu cra akan ditempuh para kurir untuk me nyelundupkan narkotika ke Indonesia karena harga narkotika di negeri ini sangat tinggi.. Bagaimana tidak, harga per kilogram sabu di Iran hanya Rp 100 juta. Di Indonesia mencapai Rp 1,5 hingga Rp 2 miliar.
"Indonesia menjadi sasaran utama perdagangan narkotika," kataTommy.
Penyelundup atau kurir kebanyakan adalah pengangguran atau pekerja tidak tetap. Ada juga yang nekat menjadi kurir karena kondisi ekonomi Indonesia lebih baik dari negara tempatnya tinggal.
Jalur pengiriman
Narkotika di Indonesia berasal dari daerah-daerah produsen terkemuka di dunia. Heroin dan sabu misalnya, berasal dari golden crescent, yaitu Afghanistan, Iran, dan Pakistan. Pasokan dari Afghanistan jauh lebih tinggi, yaitu mencapai 93 persen.
Dari jumlah itu, 12 persennyadidistribusikan melalui jalur utara ke Eropa dan Asia melalui Turkmenistan, Tajikistan, Uzbekistan, dan Kazakhstan.
Sejumlah 53 persen sabu dan heroin dikirim melalui jalur barat ke Eropa Iran. Tidak kurang dari 700 ton sabu dan heroin beredar di jalur ini setiap tahun.
Sekitar 35 persennya dikirim ke Asia Timur Jauh melalui Pakistan, khususnya melalui jalur Pakistan dan India. Negara tujuannya adalah Thailand, Kamboja, Malaysia, dan Indonesia.
Dari Pakistan, khususnya Karachi dan Lahore, barang haram itu dikirim ke Bangkok, Phuket, dan terus ke selatan melalui Songkla, Pattani-semua di Thailand-hingga ke Malaysia dan Indonesia.
Dari India, sabu dan heroin beredar ke Nephal, Mumbai, Chenai, dan Hyderabad, kemudian ke Kuala Lumpur, Port Klang, Melaka, Johor Baru, dan masuk ke Selat Malaka. Medan, Kepulauan Riau, dan Dumai menjadi tempat transit berikutnya. Melalui Kuching, narkotika terus masuk ke Indonesia melalui perbatasan Entikong ke Pontianak dan Jakarta. Juga melalui Nunukan ke Tarakan atau kota-kota lain di Sulawesi yang mempunyai hubungan transportasi dari Nunukan. c29 ed teguh setiawan
Sepintas lima kaleng merah itu berisi manis-* an bermerek Sheezan dari Lahore, Pakistan. Kalaupun dibuka, mata hanya melihat manisan berwarna coklat. Tetapi, tak dinyana di baliknya terdapat 3.455 gram heroin di dalam bungkusan plastik.
Tidak hanya itu, 524 gram sabu juga ditemukan terbungkus dalam plastik yang kemudian dimasukkan dalam kardus sachet kopi dan makanan ringan. Beratnya antara 10 hingga 100 gram. Semuanya diperkirakan bernilai Rp 4,5 miliar.
Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya menemukannya setelah menangkap YA alias YL dan DR alias AC di Pusat Grosir Cililitan, Jakarta Timur, akhir September lalu. Saat itu, anggota Ditnarkoba menyamar sebagai pembeli. Saat transaksi, keduanya langsung dibekuk. Barang bukti berupa sabu dan heroin diamankan.
Dua orang lainnya yang tertangkap adalah EM dan TSA. Selain mereka, tahanan LP Nusakambangan, Kapten alias Kris alias Samuel juga terlibat. Kalau lolos, sabu dan heroin akan dijual kepada pecandunya di sekitar Jabodetabek.
Modus lain yang digunakan untuk menyelundupkan narko-tika ke Indonesia sangat beragam. Pertengahan 2010 lalu, Badan Narkotika Nasional bekerja sama dengan Ditjen Bea Cukai Kementerian Keuangan menemukan lebih dari tiga kilogram sabu tersimpan dalam rongga baja setebal lebih satu inci.
Baja tersebut berbentuk silinder dengan dua bagian. Jika keduanya diputar, baja akan berputar dan terbagi dua. Bagian tengahnya terdapat rongga dengan diameter sekitar sepuluh sentimeter. Panjangnya lebih dari 30 sentimeter. Di dalamnya, tersimpan lebih satu kilogram sabu kualitas nomor wahid.
Semula, baja itu diduga sebagai suku cadang alat berat. Namun, bukan tidak mungkin baja tersebut sengaja dibuat untuk membungkus sabu. Ketika dimasukkan mesin X-Ray, sabu di dalam baja itu tidak terdeteksi karena lapisan baja terlalu tebal.
Penemuannya bermula dari kecurigaan petugas terhadap kardus besar yang masuk ke dalam X-Ray. Terdeteksi isi kardus itu adalah silinder baja, tetapi isinya tidak terdeteksi. Jika diketahui isinya sabu atau kristal, mesin akan menggambarkan warna-warni di layar, namun, kali itu kosong.
Petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) yang ketika itu berada di Bandara Udara Halim
Perdana Kusumah curiga. Dia membongkar kardus yang berasal dari Cina itu. Ternyata, kecurigaannya terbukti. Di dalam silinder baja itu tersimpan kristal sabu berjumlah besar.
Beberapa bulan kemudian, Direktorat IV Narkoba dan Kejahatan Terorganisir Bareskrim Polri menemukan lebih dari satu kilogram sabu terbungkus alumunium tersimpan di balik kulit pelapis bagian dalam koper. Pe-nyelundupnya berasal dari Iran.
"Tidak hanya itu, ketika dibawa ke Indonesia, sabu juga disimpan di dalam kardus mainan anak-anak, bahkan di dalam kaki orang cacat," kata Deputi Bidang Pemberantasan BNN, Tommy Sagiman.
Akhir 2009 lalu, sejumlah 1,6 kilogram sabu ditemukan tersimpan di kaki palsu sebelah kiri* milik MV (32) yang ditangkap di Terminal II D Bandara Soekarno Hatta.
Bagian dalam sepatu pria juga bisa dijadikan penyimpanan sabu. Tommy mengatakan, di Polonia, Medan, aparat menemukan dua bungkus sabu seberat 322 gram di dalam sepasang sepatu milik Muliadi Bin Zakaria, penduduk Kabupaten Bireun, Aceh. Penangkapan bermula dari kecurigaan petugas keamanan bandara terhadap gaya berjalan yang seperti pincang dan jawabanyang tidak jelas saat ditanya.
Penyelundup atau kurir narkotika tidak akan pernah habis. Dengan hukuman seberat apa pun, seperti yang sudah diatur dalam Undang-Undang Narkotika nomor 23 tahun 2009, mereka tetap nekat. Hukuman mati tidak menyiutkan nyali penyelundup.
Bagi Tommy, seribu cra akan ditempuh para kurir untuk me nyelundupkan narkotika ke Indonesia karena harga narkotika di negeri ini sangat tinggi.. Bagaimana tidak, harga per kilogram sabu di Iran hanya Rp 100 juta. Di Indonesia mencapai Rp 1,5 hingga Rp 2 miliar.
"Indonesia menjadi sasaran utama perdagangan narkotika," kataTommy.
Penyelundup atau kurir kebanyakan adalah pengangguran atau pekerja tidak tetap. Ada juga yang nekat menjadi kurir karena kondisi ekonomi Indonesia lebih baik dari negara tempatnya tinggal.
Jalur pengiriman
Narkotika di Indonesia berasal dari daerah-daerah produsen terkemuka di dunia. Heroin dan sabu misalnya, berasal dari golden crescent, yaitu Afghanistan, Iran, dan Pakistan. Pasokan dari Afghanistan jauh lebih tinggi, yaitu mencapai 93 persen.
Dari jumlah itu, 12 persennyadidistribusikan melalui jalur utara ke Eropa dan Asia melalui Turkmenistan, Tajikistan, Uzbekistan, dan Kazakhstan.
Sejumlah 53 persen sabu dan heroin dikirim melalui jalur barat ke Eropa Iran. Tidak kurang dari 700 ton sabu dan heroin beredar di jalur ini setiap tahun.
Sekitar 35 persennya dikirim ke Asia Timur Jauh melalui Pakistan, khususnya melalui jalur Pakistan dan India. Negara tujuannya adalah Thailand, Kamboja, Malaysia, dan Indonesia.
Dari Pakistan, khususnya Karachi dan Lahore, barang haram itu dikirim ke Bangkok, Phuket, dan terus ke selatan melalui Songkla, Pattani-semua di Thailand-hingga ke Malaysia dan Indonesia.
Dari India, sabu dan heroin beredar ke Nephal, Mumbai, Chenai, dan Hyderabad, kemudian ke Kuala Lumpur, Port Klang, Melaka, Johor Baru, dan masuk ke Selat Malaka. Medan, Kepulauan Riau, dan Dumai menjadi tempat transit berikutnya. Melalui Kuching, narkotika terus masuk ke Indonesia melalui perbatasan Entikong ke Pontianak dan Jakarta. Juga melalui Nunukan ke Tarakan atau kota-kota lain di Sulawesi yang mempunyai hubungan transportasi dari Nunukan. c29 ed teguh setiawan
Lagi, Penyelundupan narkoba digagalkan
Bandar udara cenderung menjadi pilihan lokasi penyelundupan narkoba. Di Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, petugas Bea Cukai menangkap dua tersangka yang hendak menyelundupakan heroin senilai Rp 8 miliar, Selasa (27/4). Seorang wanita muda berinisial CCB dan pria warga negara Nigeria berinisial NC langsung ditahan bersama barang bukti heroin.
Kasus ini terungkap setelah petugas curiga dengan CCB yang turun dari pesawat Air Asia dari Malaysia. Sebab, barang haram yang disimpan dalam koper itu tampak aneh karena ada bungkusan serbuk berwarna putih kecokelatan. Ternyata bungkusan itu adalah heroin yang akan dibawa ke Jakarta oleh pemesannya NC.
Petugas Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, juga menggagalkan penyelundupan ketamine oleh penumpang Garuda dengan rute penerbangan Bangkok-Surabaya dan sedang transit di Cengkareng. Seorang penumpang berinisial SA, warga India, ditangkap setelah diketahui membawa dua bungkus plastik berisi ketamin.
Bahan pembuat shabu seberat empat kilogram senilai Rp 4 miliar itu disembunuikan di dalam ruang yang ada dalam kopernya. Dari pengakuan kepada petugas, SA mengaku diberi upah satu juta rupiah untuk mengantarkan ketamine ke Indonesia.(ADO)
Kasus ini terungkap setelah petugas curiga dengan CCB yang turun dari pesawat Air Asia dari Malaysia. Sebab, barang haram yang disimpan dalam koper itu tampak aneh karena ada bungkusan serbuk berwarna putih kecokelatan. Ternyata bungkusan itu adalah heroin yang akan dibawa ke Jakarta oleh pemesannya NC.
Petugas Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, juga menggagalkan penyelundupan ketamine oleh penumpang Garuda dengan rute penerbangan Bangkok-Surabaya dan sedang transit di Cengkareng. Seorang penumpang berinisial SA, warga India, ditangkap setelah diketahui membawa dua bungkus plastik berisi ketamin.
Bahan pembuat shabu seberat empat kilogram senilai Rp 4 miliar itu disembunuikan di dalam ruang yang ada dalam kopernya. Dari pengakuan kepada petugas, SA mengaku diberi upah satu juta rupiah untuk mengantarkan ketamine ke Indonesia.(ADO)
Penyelundupan Narkoba Melalui Bandara
Kepala Bea dan Cukai Soekarno Hatta Rahmat Subagyo menyatakan penyelundupan berbagai jenis psikotropika yang dilakukan warga asing melalui bandara Soekarno Hatta menggunakan jaringan terputus.
"Satu sama lain belum ditemukan keterkaitannya," kata Rahmat di Bandara Soekarno Hatta, Selasa (6/5).
Menurut Rahmat, meski barang yang dibawa jenisnya sama, tapi modus dan cara pelaku mengirimkan paket itu berbeda. Modus yang marak digunakan adalah memasukkan paket selundupan ke dalam kotak makanan dan minuman.
Sepanjang 2008 ini, Bea dan Cukai Soekarno Hatta telah enam kali menggagalkan penyelundupan psikotropika. Dianatranya pengungkapan penyelundupan 1,8 kilogram sabu dan 1 kilogram Ketamin senilai Rp 5 miliar oleh Wang Chih Min, warga Cina pada 5 Mei lalu.
Selain itu juga Ketamin 3 kilogram senilai Rp 6 miliar oleh Riky Carlie Peterson dan Johanes Tharkam warga Indonesia pada 26 April lalu. Sebelumnya, 20 Februari sebanyak 515, 56 gram Kokain yang dibawa warga Inggris dan dua wanita Taiwan dengan cara diselipkan ditas penumpang.
"Satu sama lain belum ditemukan keterkaitannya," kata Rahmat di Bandara Soekarno Hatta, Selasa (6/5).
Menurut Rahmat, meski barang yang dibawa jenisnya sama, tapi modus dan cara pelaku mengirimkan paket itu berbeda. Modus yang marak digunakan adalah memasukkan paket selundupan ke dalam kotak makanan dan minuman.
Sepanjang 2008 ini, Bea dan Cukai Soekarno Hatta telah enam kali menggagalkan penyelundupan psikotropika. Dianatranya pengungkapan penyelundupan 1,8 kilogram sabu dan 1 kilogram Ketamin senilai Rp 5 miliar oleh Wang Chih Min, warga Cina pada 5 Mei lalu.
Selain itu juga Ketamin 3 kilogram senilai Rp 6 miliar oleh Riky Carlie Peterson dan Johanes Tharkam warga Indonesia pada 26 April lalu. Sebelumnya, 20 Februari sebanyak 515, 56 gram Kokain yang dibawa warga Inggris dan dua wanita Taiwan dengan cara diselipkan ditas penumpang.
Tempat Rehabilitasi Narkoba
Kolam Betesda adalah tempat rehabilitasi gangguan jiwa akibat narkoba dan stress untuk kalangan menengah kebawah. Penyembuhan yang kami lakukan adalah dengan sentuhan Rohani, dimana lebih mengatasnamakan Mukjizat Tuhan.
Pusat Rehabilitasi Untuk : |
1. Penderita narkoba ( Putaw, Ganja, Shabu-Shabu, Pil ) |
2. Penderita narkoba dan komplikasi narkoba |
3. Penderita Psykose (a) akibat komplikasi narkoba dan (b) karena konflik pribadi |
4. Penderita HIV / AIDS |
Pemeriksaan darah dan pengobatan HIV / AIDS gratis
RAHASIA TERJAMIN !!
Alamat : Jl. Cempaka II No: 259 Pasar III Simpang Selayang
Telepon : 061-8214705
Hp : 081533138903 // 061-77243200
Email : info@kolambetesda.org
RAHASIA TERJAMIN !!
Anda bisa menghubungi kami di :
Telepon : 061-8214705
Hp : 081533138903 // 061-77243200
Email : info@kolambetesda.org
Jumat, 01 April 2011
KISAH MASA LALU SLANK TENTANG NARKOBA
Siapa yang tidak kenal dengan group band yang satu ini, mereka merupakan group band yang sudah malang melintang di dunia musik Indonesia.
Sebelum seperti sekarang ini, mereka pernah mengalami masa-masa suram.
Simak cerita lengkapnya :
Keringat bermanik-manik di wajahnya. Tubuhnyamenggigil. Wajahnya yang tirus dan kuyu menyemburatkan rasa sakit yang sangat. Napasnya pun tersengal-sengal. Di puncak rasa sakit yang tak terperikan, anakmuda yang sakaw (ketigahan narkoba), teringat pada Allah. ”Ya, Allah, sembuhkan aku dari rasa sakit ini, bebaskan aku dari jerat narkoba,” hatinya mengerung, memanjatkan doa.
Sekonyong-konyong, ia merasa ada kesejukan, mengaliri jiwanya. Kesejukan itu bagaikan air yang merendam rasa sakit pada jasmaninya.
Bimbim, demikian anakmuda yang sakaw itu, tak dapat melupakan pengalaman tersebut. Pengalaman itu, tak sekadar membekas di bilik hatinya, tetapi memicunya untuk mendekatkan diri pada-Nya sekaligus lebih menghayati agama Islam. Sepotong doa, baginya di puncak kritis, menjadi obat yang mengeluarkannya dari jerat narkoba.
Bimbim, siapa tak mengenal nama itu? Nama itu terpahat di benak para slanker, penggemar grup rock Slank. Bimbim bersama personel Slank, seperti jamaknya bagi sebagaian rocker pada kala itu, memang sempat menjadi budak narkoba. Narkoba bagaikan setan. Awalnya, mengiming-iming kebebasan berekspresi dan kekayaan kreativitas, sehingga mereka menggunakan narkoba untuk eksis di blantika musik Indonesia. ”Dulu dengan menggunakan narkoba memang bisa membantu,” kisah Bimbim.
Tak mengherankan, narkoba menjadi gaya hidup, awak Slank. Tak hanya Bimbim, Kaka dan Irfan pun mengonsumsinya.Maka dengan mata celong, kelakukan tak terkontrol, mereka lebih mirip monster di panggung. Ironisnya, penggemarnya mengelu-elukannya. ”Yang ganjil malahan orang luar yang melihat kita. Kita sih ngerasa benar juga,” kenang Bimbim.
Namun, narkoba itu laiknya setan. Setelah terjerumus kepada narkoba, Bimbim maupun Kaka belakangan merasa daya ”sihir” narkoba, berkurang. Sebaliknya, mereka merasa fisik dan jiwa kian layu, bahkan, mengutip istilah mereka, ”hampir mati.” Merasakan dampak buruknya, awak Slank pun sepakat untuk keluar dari jebakan narkoba. Semula, mereka mencoba mengurangi dosis, dengan harapan kelak dapat berhenti.
Kenyataannya? Hingga lima tahun, mereka tak kunjung berhenti. ”Jadi kalau mau berhenti harus mendadak. Hari ini mau berhenti, ya hari itu juga nggak lagi mau bersentuhan dengan narkoba,” jelas penabuh drum itu. Kaka, sang vokalis, berpendapat demikian. Ia melukiskan, obat dan dokter hanya pembantu, yang utama ialah niat untuk berhenti. Irfan, pemain bass, menambahkan dari semua itu kemauan memohon petunjuk Allah. ”Tanpa berdoa nggak mungkin kita bebas dari narkoba.” Mereka yang tak percaya Allah mustahil keluar dari jerat narkoba.
Tanpa bantuan Allah dan dukungan keluarga, para awak Slank itu meyakini, mustahil dapat sembuh. ”Kita nggak lupa berdoa. Ya berdoa untuk karier kita dan supaya lepas dari narkoba. Alhamdulillah akhirnya dijawab oleh Allah dan kita diberi kesempatan sekali lagi,” kisah Bimbim.
Di sisi lain, menurut Kaka, peran keluarga terutama Bunda (orangtua Bimbim) menyebabkan mereka sembuh. Bunda begitu sabar dan telaten merawat mereka. Menghadapi awak-awak Slank, Bunda memperlakukan mereka, tak ubahnya bayi. Berkat doa mereka sendiri maupun Bunda sekaligus ketawakkalan orangtua tersebut, mereka sembuh dari narkoba, pada 2000.
Kelimanya — Bimbim, Kaka, Ridho, Abdi dan Ifan — kini merasa lebih sehat jasmani maupun rohani dibandingkan dulu. Berhasil keluar dari kungkungan ”setan” tersebut, merupakan pengalaman rohani yang terbesar, bagi awak Slank. ”Kalau dipikir-pikir mustahil kami dapat keluar, tanpa pertolongan Allah.”
Berkat pertolongan-Nya – yang jika Cuma menggunakan logika manusia mustahil mereka mendapatkan hidayah-Nya akibat keburukan perilaku – mereka menyadari betapa Allah maha pengasih. Mereka pun semakin berupaya mendekatkan diri kepada agama. Salah satu bentuknya berdoa sebelum konser. ”Ya bayangin aja, kita sering konser di banyak kota hanya dalam waktu tiga bulan. Kasarnya kalau bukan karena pertolongan Allah, kita pasti nggak akan kuat. Alhamdulillah konser berjalan lancar, ” ujar Bimbim.
Mengaku telah memulai ritual doa sebelum manggung sejak awal, Kaka mengisahkan, dengan semua awak Slank muslim, justru membuat kompak. ”Doanya bismillah dan baca fatihah,” kisah Kaka. Slank pun lebih dewasa, bahkan, kini berupaya menanamkan kesadaran bagi penggemarnya di sela-sela pertunjukan.
Pengalaman berkesan lainnya bagi para rocker ini saat turut memeriahkan Konser Hijriyah yang diselenggarakan Republika pada dua tahun silam. ”Tanpa pikir panjang kami iyakan, ini berkah tersendiri,” kenang Bimbim. Merupakan pengalaman musikal relijius pertama Slank, pada perhelatan keislaman itu, grup rock ini berkolaborasi dengan Hadad Alwi.
Apa yang dipetik dari pengalaman musikal relijius itu? mengandaikan konser itu merupakan bentuk lain ibadah Slank, Kaka mengakui ada nuansa berbeda karena sebelumnya tidak pernah menyanyikan lagu religius. Penjiwaan terhadap lagu inilah yang agak sulit dilakukan dalam tempo singkat. Bila untuk tembang pop rock biasanya hanya butuh waktu satu hari, tetapi menjiwai lagu religius baru bisa dua hari. Itupun setelah banyak bertanya kepada Hadad Alwi dan sejumlah orang yang memahami bahasa Arab.
Keseharian mereka pun kini kian islami terutama karena semua personelnya pemeluk Islam. Ini menciptakan suasana kondusif bagi Slank. Masing-masing menjadi bisa saling memberitahu dan memberi arah. Kadang salah satu dari kelimanya mengingatkan untuk shalat. Kendati kegiatan rutin keagamaan belum dilaksanakan, namun ada momen-momen tertentu yang mereka gunakan untuk berkumpul bersama. Semisal berbuka puasa, sahur dan takbiran bersama.
Bimbim pun kini lebih bening membandingkan masyarakat maju di negara sekuler. Di sana, menurutnya, sebagian penduduknya memang tak percaya Tuhan. Di Indonesia? Kendati hidup modern, masyarakatnya masih mengingat Allah. Bimbim pun berharap, mereka dapat mewujudkan impian di masa datang, yaitu menyelipnya nuansa reliji pada album-album barunya. Namun, Bimbim menegaskan, Islam tak harus identik dengan Arab, begitupun dengan musiknya. ”Bagi Slank, musik Islam dapat dibungkus dengan corak apapun, pop modern misalnya,” ujarnya.
Dugem dan Narkoba Membuatku hidupku hancur
Narkoba dan kehidupan malam selama hampir 2 tahun membuat semua cita-citaku lebur. Harta orang tua kuhabiskan hanya untuk barang haram dan menikmati kebebasan. Kini, dugem (dunia gemerlap) telah mengirimku ke panti rehabilitasi.
Semua masih kusyukuri karena akhirnya aku masih mampu menghindar dari jeratan kehidupan hina ini. Meskipun aku harus berjibaku melawannya dengan seluruh jiwa ragaku. Oh ya sebut saja aku Linda (samaran). Aku dilahirkan di tengah keluarga yang berkecukupan. Ayahku seorang juragan kopi, sementara ibuku seorang pejabat di salah satu instansi pemerintahan di kota ini.
Kehidupan ayah dan ibu yang dipenuhi kesibukan, membuat aku dan 3 saudaraku terlantar. Secara materi kami memang dimanjakan dengan berbagai fasilitas, baik kendaraan, uang saku hingga semua keperluanku terpenuhi. Tapi satu yang tak pernah ayah dan ibu berikan, yakni kasih sayang. Mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan hingga melupakan kami anak-anaknya yang begitu merindukan belaian kasih orang tua.
Sampai akhirnya, kakak yang pertamaku tewas karena overdosis putauw. Adikku yang bungsu juga ikut-ikutan terlena di dunia hitam. Ia kawin lari dengan pacarnya gara-gara hamil di luar nikah. Semua cobaan yang menerpa keluargaku seolah lengkap sudah ketika aku juga mulai mengenal kehidupan malam bersama teman-temanku. Dugem bukanlagi Cerita langka untukku.
Narkobalah yang merusak semua kehidupanku. Aku mengenal barang haram ini dari kekasihku yang masih satu kampus denganku. Sampai aku benar-benar dibuat terlena. Hampir dua tahun lamanya aku mengkonsumsi narkoba, semua kudapatkan dari pacarku. Bahkan, kesucianku rela kuserahkan demi mendapatkan barang itu.
Kehidupan bebas yang kugeluti bersama pacarku telah membuat aku mengenal semua kenikmatan semu itu. Kami tak ubahnya pasangan suami isteri yang tak lagi mengenal waktu dan tempat untuk bisa melampiaskan hasrat. Kutahu, semua karena pengaruh obat-obatan itu.
Bahkan karena sudah ketergantungan tinggi, semua harta orang tuaku aku jual demi mendapatkan barang itu. Seminggu saja aku tak menenggaknya, rasanya mati semua sendi-sendi hidupku. Belakangan ketika barang itu sudah mulai langka didapatkan, aku harus rela merelakan mobil pemberian ayah untuk kubarter dengan barang itu. Meskipun kedua orangtuaku tahu kalau aku sudah menjadi pecandu narkoba, namun mereka tetap tenang saja, seolah tak terjadi apa-apa denganku. Inilah yang membuat aku makin putus asa dan benar – benar tenggelam dalam dunia itu.
Dalam masa – masa kritis yang hampir tak mampu lagi menyelamatkan diri dari gerogotan obat terlarang itu, aku bertemu dengan seorang pemuda yang kebetulan alumni pesantren. Ia masih tetangga dekatku. Rupanya diam-diam dia memperhatikan semua kelakuanku selama ini.
Perhatiannya sungguh membuatku meneteskan air mata. Pikirku, ternyata masih ada orang yang menginginkanku dalam kebaikan. Perlahan ia mulai memperkenalkan aku dengan semua yang berhubungan dengan agama Allah. Setiap saat kalau ada waktu, ia tak bosan menemuiku di rumah untuk memberiku petunjuk agar bisa kembali ke jalan Allah.
Mulailah kemudian aku sadar akan kekeliruanku selama ini. Meski masih sering tergoda oleh obat itu dan seolah tak mampu lepas darinya, namun kehadiran seorang sahabat ternyata begitu kuat. Ia pun menyarankan aku masuk panti rehabilitasi sebagai langkah awal memulai hidup baru.
Tak terpikir lagi yang lain, aku langsung masuk panti dan mulai hidup di sana. Aku masuk saat Ramadhan lalu. Hampir setiap malam aku menangis karena menyesal. Kini aku menghabiskan waktu di panti rehabilitasi. Dan semangat hidupku pun mulai tumbuh kembali. Terima kasih sahabat.
Semua masih kusyukuri karena akhirnya aku masih mampu menghindar dari jeratan kehidupan hina ini. Meskipun aku harus berjibaku melawannya dengan seluruh jiwa ragaku. Oh ya sebut saja aku Linda (samaran). Aku dilahirkan di tengah keluarga yang berkecukupan. Ayahku seorang juragan kopi, sementara ibuku seorang pejabat di salah satu instansi pemerintahan di kota ini.
Kehidupan ayah dan ibu yang dipenuhi kesibukan, membuat aku dan 3 saudaraku terlantar. Secara materi kami memang dimanjakan dengan berbagai fasilitas, baik kendaraan, uang saku hingga semua keperluanku terpenuhi. Tapi satu yang tak pernah ayah dan ibu berikan, yakni kasih sayang. Mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan hingga melupakan kami anak-anaknya yang begitu merindukan belaian kasih orang tua.
Sampai akhirnya, kakak yang pertamaku tewas karena overdosis putauw. Adikku yang bungsu juga ikut-ikutan terlena di dunia hitam. Ia kawin lari dengan pacarnya gara-gara hamil di luar nikah. Semua cobaan yang menerpa keluargaku seolah lengkap sudah ketika aku juga mulai mengenal kehidupan malam bersama teman-temanku. Dugem bukanlagi Cerita langka untukku.
Narkobalah yang merusak semua kehidupanku. Aku mengenal barang haram ini dari kekasihku yang masih satu kampus denganku. Sampai aku benar-benar dibuat terlena. Hampir dua tahun lamanya aku mengkonsumsi narkoba, semua kudapatkan dari pacarku. Bahkan, kesucianku rela kuserahkan demi mendapatkan barang itu.
Kehidupan bebas yang kugeluti bersama pacarku telah membuat aku mengenal semua kenikmatan semu itu. Kami tak ubahnya pasangan suami isteri yang tak lagi mengenal waktu dan tempat untuk bisa melampiaskan hasrat. Kutahu, semua karena pengaruh obat-obatan itu.
Bahkan karena sudah ketergantungan tinggi, semua harta orang tuaku aku jual demi mendapatkan barang itu. Seminggu saja aku tak menenggaknya, rasanya mati semua sendi-sendi hidupku. Belakangan ketika barang itu sudah mulai langka didapatkan, aku harus rela merelakan mobil pemberian ayah untuk kubarter dengan barang itu. Meskipun kedua orangtuaku tahu kalau aku sudah menjadi pecandu narkoba, namun mereka tetap tenang saja, seolah tak terjadi apa-apa denganku. Inilah yang membuat aku makin putus asa dan benar – benar tenggelam dalam dunia itu.
Dalam masa – masa kritis yang hampir tak mampu lagi menyelamatkan diri dari gerogotan obat terlarang itu, aku bertemu dengan seorang pemuda yang kebetulan alumni pesantren. Ia masih tetangga dekatku. Rupanya diam-diam dia memperhatikan semua kelakuanku selama ini.
Perhatiannya sungguh membuatku meneteskan air mata. Pikirku, ternyata masih ada orang yang menginginkanku dalam kebaikan. Perlahan ia mulai memperkenalkan aku dengan semua yang berhubungan dengan agama Allah. Setiap saat kalau ada waktu, ia tak bosan menemuiku di rumah untuk memberiku petunjuk agar bisa kembali ke jalan Allah.
Mulailah kemudian aku sadar akan kekeliruanku selama ini. Meski masih sering tergoda oleh obat itu dan seolah tak mampu lepas darinya, namun kehadiran seorang sahabat ternyata begitu kuat. Ia pun menyarankan aku masuk panti rehabilitasi sebagai langkah awal memulai hidup baru.
Tak terpikir lagi yang lain, aku langsung masuk panti dan mulai hidup di sana. Aku masuk saat Ramadhan lalu. Hampir setiap malam aku menangis karena menyesal. Kini aku menghabiskan waktu di panti rehabilitasi. Dan semangat hidupku pun mulai tumbuh kembali. Terima kasih sahabat.
Tipz dan trik agar terhindar dari narkoba
1. | Jangan sekali - sekali mencoba NARKOBA walaupun hanya sekali saja. Jangan takut atau malu untuk menolak terhadap orang / teman yang menawarkan NARKOBA. |
2. | Membangun komunikasi antar anggota keluarga. Biasakanlah menjalin komunikasi antar keluarga dan luangkan waktu walaupun sedikit untuk berkumpul dengan keluarga. |
3. | Usahakan untuk belajar memecahkan masalah. Jangan sekali - sekali memakai NARKOBA ketika Anda mempunyai suatu masalah. Memakai NARKOBA samasekali tidak memecahkan masalah. |
4. | Perkuat dan perdalam agama dan iman. Ini berguna agar iman tidak goyah oleh rayuan - rayuan untuk memakai NARKOBA. Hal ini sangat dianjurkan dimulai dari keluarga. |
5. | Sering mengikuti / mendengar kampanye ANTI NARKOBA. Hal ini dilakukan agar kita mengerti dampak- dampak negatif yang ditimbulkan jikalau memakai NARKOBA. |
6. | Memperbanyak pengetahuan mengenai NARKOBA. Hal ini merupakan salahsatu benteng yang sangat kuat untuk menolak memakai NARKOBA. Jikalau Anda sudah mengerti akan begitu banyak dampak buruknya memakai NARKOBA maka tentu akan berpikir 2x untuk mempergunakannya. |
7. | Mengkampanyekan / mencegah NARKOBA. Berperan serta untuk menyebarkan dampak - dampak negatif yang ditimbulkan jikalau memakai narkoba agar orang menjadi m |
Pencegahan dan pengobatan narkoba
Pencegahan | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Narkoba lagi narkoba lagi. Tahun-tahun belakangan ini, kasus peredaran dan penyalahgunaan narkoba semakin marak saja. Bukan hanya kasus ini marak di ibukota melaikan hingga di kota-kota lain di Indonesia. Tidak memandang dari status sosial mana dia berada, tidak melihat latar belakang keluarga baik-baik ataukah berantakan, tidak memandang dari daerah mana dia berasal. Orang-orang yang menjadi korban ketergantungan narkoba semakin beragam dan meningkat dari tahun ke tahun. Termasuk kamu, golongan anak muda yang menjadi pewaris bangsa. Jika banyak dari generasi muda sepertimu sekarang ketergantungan narkoba, maka akan begaimanakah nasib bangsa ini selanjutnya? | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Untuk itu informasi mengenai narkoba perlu diluruskan kepada semua orang. Hal ini agar kita tidak mudah dibohongi apalagi dimanfaatkan untuk kepentingan sekelompok orang. | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Nah, biar ngga gampang dicuci otak atau dibujuk untuk memakai narkoba, kamu harus tahu beberapa hal tentang narkoba seperti dibawah ini : | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pengobatan Cara yang paling baik untuk mengobati narkoba sebenarnya dengan memberi motivasi,pengarahan, dan bimbingan kepada korban narkoba, bukannya malah menjauhi dan menghindarinya. Karena sebenarnya mereka adalah korban keganasan narkoba yang harus kita bantu. Seberat apapun jalan yang ditempuh untuk dapat bebas pazti dapat tercapai bila sungguh-sungguh diringi tekat yang bulat Mari kita bersama-sama menjaga orang yang kita cintai agar terhindar dari cengkraman narkoba. | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
"KITA BISA TANPA NARKOBA" | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Berikut ini adalah beberapa pusat rehabilitasi yang ada di Indonesia : | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Dampak penyalah gunaan narkoba
Bila narkoba digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang telah ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan inilah yang akan mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjal.
Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis narkoba yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai. Secara umum, dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis maupun sosial seseorang.
Dampak Fisik:
1. Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi
2. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah
3. Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim
4. Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru
5. Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur
6. Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin, seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi seksual
7. Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid)
8. Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya
9. Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan kematian
Dampak Psikis:
1. Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah
2. Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga
3. Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal
4. Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan
5. Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri
Dampak Sosial:
1. Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan
2. Merepotkan dan menjadi beban keluarga
3. Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram
Dampak fisik, psikis dan sosial berhubungan erat. Ketergantungan fisik akan mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak mengkonsumsi obat pada waktunya) dan dorongan psikologis berupa keinginan sangat kuat untuk mengkonsumsi (bahasa gaulnya sugest). Gejata fisik dan psikologis ini juga berkaitan dengan gejala sosial seperti dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif, dll.
Efek penggunaan narkoba
Berdasarkan efeknya, narkoba dibagi menjadi : | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Jenis-jenis narkoba
Narkoba adalah suatu zat, yang jika dimasukkan ke dalam tubuh, akan mempengaruhi fungsi fisik dan/atau psikologis (kecuali makanan, air atau oksigen). (WHO, 1982) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Narkoba adalah singkatan dari Narkotika, Psikotropika, Bahan/zat adiktif yang merupakan obat-obat yang sangat berbahaya untuk di salah gunakan.(BNN, 2003) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Langganan:
Postingan (Atom)